Gue pergi bukan untuk lari. Melainkan kembali disaat yang tepat
~Ardika saputra~
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Gue..." dika menarik nafas dalam-dalam.
Nata masih menunggu apa yang akan di ucapkan dika. Rasa penasaran sudah bersarang di otaknya. Apalagi sekarang dika tidak berbicara aku melainkan gue.
"Gue mau pergi nat!" ucapnya kemudian
"Why??"
"Gue gak mau lo merasa sakit tiap liat gue. Gue tau meskipun lo udah berusaha, lo masih ngerasain semua itu. Mungkin ini jalan terbaik buat gue. Gue mau ke luar negri, dan membuat lembaran baru" jelas dika
Nata tidak menyangkal perkataan dika. Bahwa semua yang ia ucapkan memang benar. Sekeras apapun ia mencoba kuat, tapi tetap saja ada lubang kecil yang meruntuhkannya. Lubang yang bisa saja semakin besar dan mengoyak hatinya.
Air mata nata perlahan turun. Dika hanya bisa diam melihat nata. Ekspresinya wajah dika menggambarkan seperti ia merasakannya.
"Gue mau minta maaf sama lo. Gak peduli berapa kali gue minta maaf, tapi beban ini gak bisa keangkat. Sekali lagi maaf nat. Gue pergi..." dika bangkit dari duduknya.
Nata masih diam melihat kepergian dika. Kenapa rasa sakit itu kembali muncul?? Apakah benar ia belum melupakannya??
Roy melihat semuanya di dalam kamar. Ia sengaja mengintip di celah pintu. Dan mendengarkan ucapan dika. Roy hanya diam dan tersenyum tipis melihat dika pergi.
~~~~~
Pikiran nata yang kacau, sekarang tambah kacau. Belum selesai masalah mengenai alfa. Dan ditambah lagi dika pergi.
Nata mengacak rambutnya. Semua tentang dika dan alfa berputar dikepalanya. Kalau memang nata sudah melupakan dika, tapi kenapa sakit melihatnya pergi??? Kalau memang nata tidak melupakan dika, kenapa ia tak rela alfa dengan yang lain???
"Kenapa...???kenapa....??? Kenapa semua ini terjadi sama gue??" lirih nata
Nata menenggelamkan wajahnya di bawah bantal. Detik berikutnya nata sudah tertidur pulas. Meskipun sudah tertidur, masalah yang di pikirkan nata kembali terbawa mimpi.
Hahh hah hah
Nata terbangun dari tidurnya. Wajahnya penuh dengan keringat. Tangannya dingin dan sorot matanya tidak menentu.
"Itu cuma mimpi.." ucap nata berulang kali.
Nata turun dari tempat tidurnya dan bersiap untuk sekolah. Hari ini nata di antar oleh roy. Kedekatan nata dan roy mulai berubah. Tidak seperti dulu lagi. Bukannya makin mendekat, tapi menjauh.
"Makasih kak" ucap nata dan segera pergi.
Dari arah berlawanan nata melihat alfa berjalan ke arahnya. Alfa berjalan dengan cepat menghampiri nata.
"Hay" sapa alfa
Nata berlalu tanpa membalas sapaan tersebut. Ia berjalan lurus menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
De TodoKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...