HYT. 46

556 30 0
                                        

Nata berlari keluar dari sana. Ia tidak dapat menahan air matanya lagi. Melihat Alfa dengan gadis lain membuat Nata sakit.

Apakah Alfa juga akan pergi dari hidupnya? Kenapa Nata harus selalu kehilangan orang yang ia sayang?

Nata duduk di taman hotel. Nata menutup mukanya dengan kedua tangan. Menyembunyikan air mata yang tidak mau berhenti.

Suara isakan mulai terdengar. Nata tidak dapat menahannya lagi.

"Kenapa nangis?" tanyanya sambil mengambil tangan Nata yang menutupi mukanya.

Nata diam memandang dia yang berdiri di depannya. Nata tidak tahu harus menjawab apa.

"Kenapa pergi? Terus kenapa nangis? Kan jadi jelek kalo nangis" katanya sambil mengusap air mata nata yang terus mengalir.

"Gu-e...gue...hiks...hiks..hiks.."

Nata tidak mampu melanjutkan perkataannya. Nata tidak peduli dengan orang yang ada di depannya. Nata menangis seperti anak kecil.

"Jangan nangis lagi. Gue gak suka liat lo nangis. Gue lebih suka lo yang judes atau marah-marah. Nangis itu gak baik. Cuma buang air mata lo yang berharga!"

"Al-fa uca-pan lo ke-ma-rin i-tu a-pa?"

Alfa yang tadinya berdiri sekarang berlutut di depan Nata yang sedang duduk.

Alfa menghela nafas ringan. Ternyata Nata masih memikirkan ucapannya kemarin.

"Gue akan jawab semuanya. Tapi, lo janji jangan jauhin gue setelah ini na. Gue gak mau kehilangan lo"

Alfa melihat ke arah Nata. Nata juga melihat tepat di mata Alfa.

"Gue cuma ngomong satu kali. Dengerin ya na!" Nata mengangguk.

"Gue suka sama lo. Lebih dari kata suka bahkan udah sayang dan sekarang gue udah cinta sama lo Anatasya!" ucap Alfa ddengan satu tarikan nafas.

Deg..deg..deg...

Alfa memegang kedua tangan Nata. Alfa langsung menutup matanya. Ia menunggu apa yang akan Nata lakukan.

Mungkin kata-kata kasar akan keluar atau Nata akan pergi setelah mendengarnya. Bahkan jantung Alfa sudah menggila mengucapkan perasaannya tadi.

"Al!" panggil Nata. Namun, Alfa belum membuka matanya juga.

"Alfa!! Buka mata lo" Alfa membuka matanya perlahan melihat ke arah Nata. Nata tersenyum ke arah Alfa. Membuat Alfa cemas dengan senyum Nata.

"Gue juga sayang lo Alfa, mungkin cinta!?" Nata tersenyum manis ke arah Alfa.

Otak Alfa blank. Pikirannya kosong. Tatapannya tidak percaya.

"Al...Alfa!!!!?" Nata mengguncang tubuh Alfa yang mematung. Alfa bahkan tidak percaya bahwa Nata juga mencintainya.

"Eh...!?" Alfa tersentak. Apalagi wajahnya sekarang sangat bodoh, membuat Nata terkekeh di buatnya. Kesadaran Alfa mulai kembali.

"Gue gak mimpi kan?" tanya Alfa. Nata mencubit tangan Alfa.

"Awww...." teriak Alfa kesakitan.

"Gak mimpi kan?" Alfa mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Jadi...kita pacaran!?" tanya Alfa.

"Gak, lo kan cuma bilang cinta sama gue!" Nata berbicara dengan cuek sambil memalingkan muka.

"Oh gitu, Anatasya lo maukan jadi pacar gue! Kalau jadi suami lo juga gak papa!"

"Gak, suami...suami...sekolah yang bener. Main mau jadi suami aja!"

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang