Erik baru saja sampai rumah. Tapi ibunya Alfa memberi tahu tentang keadaan Alfa yang jatuh dari tangga.
Erik tidak pergi ke rumah sakit. Melainkan pergi ke rumah Rendi terlebih dahulu.
Disinilah Erik berada sekarang. Erik berada di kamar Rendi.
Erik melihat ke arah Rendi yang sedang tidur. Erik menepuk jidatnya.
"Kayak bocah!"
Rendi tidur seperti obat nyamuk. Bantalnya di pakai untuk kaki bukan kepala?
Erik kembali geleng-geleng. Ternyata Rendi belum berubah juga.
Seprei yang ia pakai gambar doraemon. Ternyata kecintaannya kepada doraemon masih sama.
"Ren bangun. Rendiiiii.....bagunnnnn!" teriak Erik tepat di telinganya.
"Hmm" katanya yang kembali tidur.
Erik mengguncang tubuh Rendi. Tapi usahanya sia-sia. Rendi masih saja tidur dengan nyenyaknya.
Inilah kenapa Erik memutuskan ke rumah Rendi terlebih dahulu. Karena kalau Erik menelponnya pasti tidak ada jawabannya.
"Rendiiii doraemon ada di siniii!" teriak Erik.
"Hah, doraemon mana? Gue mau naik baling-baling bambu"
Rendi langsung terbangun dari tidurnya. Menengok ke segala arah mencari doraemon.
"Tapi boong"
"Yah, kirain beneran" Rendi kembali ke tempat tidurnya. Ia lanjut tidur lagi.
"Eh, beneran ada!"
"Beneran? Mana?" Rendi kembali bangun lagi.
"Beneran boong.......hahahahah...."
Erik tertawa sangat bahagia sambil memegang perutnya.
Rendi menatap Erik dengan datar. Erik yang sudah puas tertawa lalu berhenti.
"Ngapain lo di kamar gue. Sana pulang, ganggu aja"
"Baru nyadar mas? Gue ada di sini?" kata Erik sambil menatap Rendi.
"Iya mas, tadi masih di alam mimpi" kata Rendi sambil menguap.
"Kita harus ke rumah sakit Ren!"
"Siapa yang sakit?"
"Alfa, jatuh dari tangga"
"Alhamdulillah"
"Salah Ren, inalillahi"
"Kan bersyukur Rik, pasti kepalanya ke pentok terus Alfa inget kita lagi!"
"Terserah lo"
"Yuk ke rumah sakit!" ajak Rendi
Erik menepuk jidatnya. Kemudian ia mengusap dadanya.
Erik melihat tampilan Rendi dan ia menggelangkan kepalanya.
"Lo mau ke rumah sakit kaya gini?"
"Iya, terus kaya gimana lagi?"
"Ren. Ngaca dong lo pake apa sekarang!"
"Oh iya ya. Hehehe..."
Rendi hanya memakai kaos kan kolor saja permirsa. Erik segera keluar menunggu Rendi berganti baju.
~~~
Erik dan Rendi berjalan ke ruangan Alfa. Di depan ruangan ada ibunya yang sedang duduk.
"Gimana keadaan Alfa?" tanya Erik menghampiri ibunya Alfa.
"Gak ada yang serius. Alfa masih belum sadar juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
RandomKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...