Ternyata sesuatu yang kita liat belum tentu sama dengan kebenarannya
~alfa antarik putra~
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Rendi dan erik yang baru sampai kantin. Erik melihat semua orang, pandangannya jatuh kepada nata yang amel. Amel yang sedang makan mie ayam dan nata hanya meminum jus jeruk saja.
Erik menghampiri meja nata dengan rendi yang mengikutinya. Ia langsung duduk di samping nata dan rendi duduk di dekat amel.
"Hay, gue ikut gabung ya!" rendi kepada mereka
"Boleh" jawab amel sedangkan nata masih fokus kepada handphonenya.
"Na bener gak sih tapi pagi lo di anterin sama cowok?" tanya erik. Nata mendongkrakan kepalanya menatap erik di samping.
"Hm" jawab nata dengan singkat
"Pacar lo ya?" erik mulai mengorek informasi kepada nata.
"Bukan" jawab nata karena sedang malas berdebat dengan erik apabila tak menjawabnya. Dan pasti erik akan terus bertanya apabila belum di jawab.
"Terus siapa?"
"Kakak gue, kenapa lo tanya terus sih!" nata sudah tak tahan dengan pertanyaan erik seperti mengintrogasinya.
Erik tersenyum dengan jawaban yang di berikan nata. Ternyata yang di liat alfa itu roy kakak nata.
"Gak ko? Gue cuma kepo aja" erik tak bertanya lagi kepada nata. Setelah jawaban dari nata, erik malah menggoda amel temannya nata.
"Ngapain lo kepoin nata? Suka ya lo?" tanya amel menunjuk-nunjuk erik
"Kaga, gue cuma pengen tau doang" elak erik mengangkat kedua jarinya membentuk huruf v.
Nata ingin pergi dari kantin. Namun sebuah tangan menahannya. Nata menengok dan melihat amel yang menahannya.
"Lo mau kemana?"tanya amel
"Mau kekelas, gue males di sini" ucap nata
"Gue duluan aja, kalo gue gak ke kelas lo jangan nyariin!" pesan nata sebelum menghilang di pintu kantin.
"Dia kenapa?" tanya rendi yang dari tadi mengobrol dengan amel dan menghiraukan percakapan erik dan nata.
"Ga tau, nata sekarang suka gitu, gak kaya dulu"amel menfhela nafasnya lelah. Lelah melihat nata yang berbeda seperti bukan dirinya.
"Beda gimana?" kekepoan erik mulai muncul. Sedangkan rendi sudah tau bagaimana erik akan terus bertanya sebelum di jawab dengan benar.
"Udah mel jangan dijawab. Nanti erik gak berhenti tanya" saran rendi. Sedangkan amel menganggukan kepalanya mengerti.
"Lo mah gak pernah dukung gue"
"Ngapain gue dukung lo?" rendi tersenyum membuat erik sangat kesal dengannya.
Erik segera pergi meninggalkan rendi dan amel. Rendi itu memang telmi namun metika di ajak berdebat pasti ia yang menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
RandomKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...