Nata langsung masuk ke kamarnya setelah sampai. Nata ingin sendiri, mungkin dengan keheningan semuanya akan menjadi lebih baik.
Sedangkan Dika mengejar Nata. Namun Dika tidak bisa datang tepat waktu. Nata sudah masuk ke kamarnya.
Dika bingung harus apa sekarang. Dina tidak ada di rumah. Hanya ada Dika seorang.
"Nata!!" panggil Dika di depan pintu.
"Jangan ganggu gue. Gue mau sendiri" kata Nata.
Dika hanya bisa pasrah. Ia juga tidak tau ada apa dengan Nata.
Dika tetap menunggu Nata di depan pintu. Perasaannya tidak enak ketika melihat Nata.
Nata melihat foto dirinya dengan Alfa. Foto ketika Nata dan Alfa masih baik-baik saja.
Kehidupan Nata berputar kembali. Kesedihan datang entah sudah kesekian kali.
"Kenapa Al, kenapa kamu buat aku semakin tidak percaya lagi akan cinta!" lirih Nata.
Nata menetap foto dengan perasaan sedih. Semuanya terbayang olehnya. Bagaimana kebersamaan ia dengan Alfa dulu.
"Kenapa aku tidak bisa membenci kamu Al. Kenapa perasaan ini begitu berbeda?" tanya Nata pada dirinya sendiri.
Dulu, Nata sangan membenci Dika. Perasaan cintanya berubah menjadi benci.
Kenapa perasaan itu tidak sama dengan Alfa. Sekeras apapun Nata untuk membencinya, Nata tidak sanggup.
Semua kenangan indah bersama Alfa mengalahkan kebenciannya. Mungkin karena Dika dulu tidak sedekat itu dengan Nata.
"Apa aku harus lukain diri aku sendiri lagi?" Nata menatap laci meja belajarnya.
Disana terdapat pisau kecil. Nata menyimpan banyak pisau kecil di setiap sudut kamarnya.
Karena Nata akan membuang pisau yang telah ia gunakan. Nata fikir pisau yang melukainya dan membuat rasa sakitnya akan hilang.
Dengan membuangnya membuat Nata berfikir bahwa bebanya juga telah hilang.
Nata melangkah menuju laci meja belajarnya. Menatap intens pada laci tersebut.
Dika terus mondar mandir di depan pintu kamar Nata. Di rumah tidak ada orang. Apa yang harus ia lakukan.
Sudah satu jam Nata mengurung dirinya di dalam kamar. Apa yang Nata lakukan.
"Dik, ngapain lo disini?" tanya Roy yang datang membawa kue.
Roy membawa kue kesukaan Nata. Sudah lama ia tidak bertemu dengan adiknya itu.
Meskipun bukan adik kandung tapi Roy telah bersama Nata sejak kecil.
"Itu....anu....itu....Nata..." Dika bingung harus menjelaskan dari mana.
"Ck, ngomong yang bener Nata kenapa?" tanya Roy.
"Nata dari satu jam yang lalu berantem sama cowok teus ngurung diri di kamar. Gue manggil dia malah diusir. Gue khawatir Nata kenapa-napa"
"Apa. Kenapa lo gak dobrak pintunya Dika" geram Roy.
Roy mencoba mendobrak pintu kamar Nata.
"Emangnya kenapa?" tanya Dika bingung.
"Ck, udah bantuin gue dulu!" marah Roy.
Dika membantu Roy mendobrak pintu kamar Nata. Setelah berkali-kali akhirnya pintu terbuka.
Roy segera masuk mencari Nata. Disana Nata tergeletak dengan banyak luka. Darah berceceran di mana-mana.
Dika kaget melihat kondisi Nata saat ini. Apa yang terjadi padanya. Hal yang di takutkan Roy terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
AcakKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...