Bangun tidur Nata langsung tersenyum. Mengingat kejadian kemarin. Rasanya sudah lama Nata tidak sebahagia ini.
Nata bangkit dari tidurnya. Menatap jendela yang menampakan pagi yang cerah. Secerah hati Nata saat ini. Nata rasa ia sudah melupakan semua.
Hati Nata sekarang hanya untuk Alfa. Mungkin Nata sudah bisa kembali seperti dulu. Hatinya mulai baik kembali. Tapi ada goresan yang belum sempurna.
Tentang Roy dan ibunya. Nata khawatir dengan ibunya, perasaan takut hinggap di hatinya. Bagaimana bisa seorang anak membunuh ayahnya sendiri.
Meskipun bukan ayah kandungnya. Tapi tetap saja Roy yang tumbuh di bawah naungan ayahnya.
Nata mengelengkan kepalanya. Ia tidak mau mengingat tentang roy lagi. Meskipun roy telah melenyapkan ayahnya, tapi Nata yakin Roy tidak akan bersikap sama seperti itu kepada ibunya. Dari kecil Roy sangat dekat dengan Dina.
Nata menatap seragamnya dengan wajah berbinar. Sudah sekian lama Nata tidak memakainya lagi.
"Ok, waktunya gue kembali!!"
~~~~~
Alfa memakan sarapannya dengan tersenyum. Senyumnya tidak pernah hilang sama sekali. Membuat semua orang heran dengan tingkah Alfa.
Alfa memang aneh, tapi kali ini lebih aneh.
"Alfa selesai. Alfa berangkat dulu bunda, ayah bang" Alfa salim kepada kedua orangtuanya. Kemudian pergi dengan senyum yang masih nampak.
"Adik kamu kenapa bang?" tanya bundanya.
Fatan hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Membuat bundanya mendengus dengan tingkah anaknya yang satu ini.
"Yah anak kamu kenapa? Jangan-jangan gila lagi. Ya ampun anak ganteng-ganteng masa gila sih!" Fatan hanya bisa menatap jengah dengan tingkah bundanya.
"Anak bunda juga"
"Iya sama aja. Aduh itu gimana sama Alfa. Kalo beneran Gila gimana!" dengan panik menarik tangan Fatan yang di sebelahnya.
"Alfa gak Gila bun!" Fatan melepaskan tangan bundanya yang menarik ujung lengan bajunya.
"Bunda jangan berlebihan!"
"Hehehehehe...biar lebih dramatis gitu. Kaya di film-film. Ternyata gini ya rasanya!" bundanya tersenyum saat mengingat adegan dimana sang ibu tengah khawatir kepada anaknya.
Fatan dan ayahnya jengah melihat tingkahnya. Sifat Fatan sama dengan ayahnya sedangkan Alfa sama persis dengan bundanya.
"Susah kalo punya suami sama Anak kaya es..Beku" bunda melanjutkan makanannya. Tanpa memperdulikan mereka.
~~~~~
Alfa terus menekan bell aparteman Nata. Dari tadi Alfa sudah di depan pintu apartemen Nata. Namun orangnya tidak kunjung datang juga.
"Ana..ana...ana...main yuk!" Alfa berteriak seperti anak kecil di depan Apartemen Nata. Orang yang lewat melihat Alfa aneh.
"Ganteng-ganteng Gila!!" gumam seorang ibu-ibu saat lewat dekat Alfa.
Alfa yang mendengarnya sama sekali tidak marah. Melainkan tersenyum lebar ke arah inu tadi. Ibu itu bergidig ngeri melihat ke arah Alfa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
AléatoireKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...