HYT 31

628 24 0
                                    

Nata memainkan ponselnya sambil berjalan. Ponselnya hampir saja jatuh ketika ia menabrak seseorang. Di depannya ada fatan dengan wajah datarnya.

Fatan melewati nata begitu saja. Nata bingung kenapa fatan sudah kembali ke sekolah padahal ini baru 3 hari. Nata tidak memerhatikan luka di jidat fatan yang sudah ditutup.

Wajah kemudian tersenyum. Kalau ada fatan pasti ada alfa. Nata memasukan ponselnya ke saku. Ia berjalan dengan tenang ke kelas. Ia akan meminta maaf atas ucapannya yang begitu tajam.

"Ada apa nih, dateng ke kelas udah senyum-seyum aja" amel mencolek dagu nata. Hal itu membuat nata cemberut.

"Apasih" wajah nata kembali datar. Ia tidak menyadari bahwa dari tadi ia tersenyum.

"Tadi gue liat fatan loh nat. Tapi gak sama alfa" ucap amel

Nata menaikan alisnya

"Gue cuman mau kasih tau aja kalo alfa gak kesekolah. Kayaknya bener deh dia pindah. Fatan aja baru tiga hari udah ke sekolah. Lah alfa gak keliatan sama sekali"

Wajah nata murung. Ia masih berfikir bahwa alfa pindah sekolah karenanya. Padahal nata berniat meminta maaf.

~~~~~

Fatan masuk ke kelas. Rendi dan erik langsung menghampirinya. Seperti biasa mereka berdua akan meminta oleh-oleh.

"Wah, rekor baru. Cuman 3 hari liburannya biasanya satu minggu paling cepet?" tanya erik

"Terus kenapa?" tanya fatan tajam. Membuat erik bungkam. Erik menggerutu, lebih asik alfa dari pada fatan.

"Alfa mana?" ingat erik saat tidak melihat alfa.

"Gak sekolah" fatan menuju tempat duduknya. Ia menghela nafas pendek. Ia bingung harus bagaimana.

"Kenapa?" tanya rendi yang ikut duduk di samping fatan. Sedangkan erik duduk di depan tapi menghadap ke arah fatan.

Raut wajah fatan yang berubah membuat erik dan rendi diam. Mereka melihat kesedihan di mata fatan. Sebuah penyesalan besar. Fatan belum juga menjawab pertanyaan rendi.

"Kenapa alfa gak sekolah?" tanya erik. Fatan melirik ke arah mereka berdua.

"Alfa sakit"

"Sakit?? Mana mungkin alfa sakit. Emang sakit apa perasaan tuh anak baek-baek gak kenapa-napa" erik agak tak percaya alfa sakit. Alfa anak petakilan bisa juga sakit?? Tapi erik percaya karena fatan tidak akan bohong kepada mereka.

"Sebenarnya alfa kecelakaan" lirih fatan

Ucapan fatan membuat erik dan rendi tegang.  Ia tidak menyangka bahwa sahabatnya akan mengalami hal itu.

"Gimana kejadiannya?? Tapi alfa gak papa kan ??" tanya rendi dengan sedih. Erik menganggukan kepalanya.

Flashback on

Mereka semua sudah ada di bandara. Kedua orangtua alfa dan fatan sedang mencari taksi. Sedangkan alfa dan fatan pamit ingin ke supermarket terlebih dahulu.

"Tunggu disini" perintah fata. Fatan hendak menyebrang jalan. Tapi dari arah kanan ada sebuah mobil hitam melaju dengan kencang.

Alfa yang melihat itu lari ke arah fatan. Ia mendorong fatan agar tidak tertabrak mobil. Alfa tidak sempat untuk menghindar dan akhirnya mobil itu menabrak alfa.

Fatan yang terjatuh segera bangun dan melihat bagaimana alfa tertabrak mobil. Hatinya begitu sakit saat melihat adiknya mengorbankan diri demi menyelamatkannya.

Tubuh alfa terpertal beberapa meter. Wajahnya penuh dengan darah. Sedangkan fatan hanya luka di dahinya saja.

"ALFA..." teriak fatan.

Fatan lari ke arh tubuh alfa. Alfa masih setengah sadar. Karena arah terus keluar dari kepalanya.

"Al bertahan, terus buka mata!!" cemas fatan. Tidak terasa fatan sudah mengeluarkan air mata.

"Ba-ng ja-ngan na-ngis" kata alfa terbata-bata. Fatan segera mengelap air matanya.

"Bang ka-lo gue tidur ja-ngan bi-lang ana ya!!" kata alfa. Ucapan alfa membuat fatan meluncurkan air matanya. Ia sangat takut kehilangan adiknya.

"Jan-ji"

Fatan menganggukan kepalanya. Setelah itu kesadaran alfa hilang.

Flasback off

"Jadi alfa sekarang gimana??" tanya rendi. Rendi sudah mengeluarkan air mata. Rendi itu paling lembut hatinya. Meskipun ia laki-laki ia tidak malu untuk menangis.

"Udah ah jangan nangis ren. Gue jadi ikutan kan. Masa laki nangis" gurau erik. Mereka semua larut dalam kesedihan.

"Alfa koma"

"Terus lo gak akan kasih tau ana??" tanya erik

Fatan menganggukan kepalanya. Ia sudah berjanji kepada alfa. Dan ia tidak akan mengingkarinya.

"Tapi ana harus tau!!" kata rendi.

"Gue udah janji" kata-kata fatan membuat mereka berdua diam.

~~~~~

Dika berjalan memasuki kafe. Ia berjalan ke arah seorang pria yang lebih tua darinya beberapa tahun. Mereka berdua berpelukan seperti saudara.

"Gimana berhasil" tanyanya

"Berhasil bang. Terus rencana kita masih sama atau ada perubahan??" tanya dika.

"Masih sama" ia meminum kopinya dengan santai

"Gue masih gak percaya!! Ternyata kita sudara??"  tanya dika.

"Hm"

"Hampir aja lupa. Alfa sekarang koma jadi kita bisa lanjut rencana kita" dika tersenyum miring

"Bagus" 

Dika melihat ardi dari kejauhan ia segera berdiri.

"Bang ada ardi, gue pergi" dika segera pergi ke luar kafe.

Ardi ia masih mencari tempat yang kosong. Hari ini ia ingin menikmati kopi dan bersantai sebelum ia mulai bekerja lagi. Pandangannya jatuh pada seseorang yang sedang santai menikmati kopi.

"Roy" panggil ardi mendekat ke arah roy. Ia duduk di tempat dimana tadi duduk disana.

"Lagi nunggu orang atau sendiri??" tanya ardi. Ia takut mengganggu roy.

"Sendiri" jawabnya. Raut wajah roy berubah menjadi ceria dan seperti dirinya lagi. Ia seperti bunglon.

Ardi dan roy berbincang-bincang. Meskipun ardi dan roy sudah berteman lama tapi ardi tidak tau sifat roy seaungguhnya.

Roy sama dika saudara. Mau tau apa rencana mereka berdua??? Terus gimana kisah antara alfa dan nata??

Kalau mau tau jangan lupa vote and comentnya!!!

Sampai ketemu di part selanjutnya

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang