HYT. 73

408 29 6
                                        

'Jangan meremehkan seseorang
Jika pikirannya gak masuk akal'

~Rendi~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"

Gue, gue...sekarang gak inget juga. Minum mana? Gue mau minum!" kata Alfa dengan polosnya.

Erik dan Rendi cengo melihat Alfa. Usahanya sia-sia. Bagaimana bisa Alfa tidak bisa mengingatnya.

Pletak...pletak.....

Erik dan Rendi memukul kepala Alfa. Mereka sangat kesal karena Alfa.

Erik dan Rendi kira Alfa akan bilang bahwa ia ingat. Tapi apa? Kebalikannya.

"Sakit woy....!" Alfa mengusap kepalanya yang sakit.

"Gak peduli!" kata mereka berbarengan.

"Rendi bawa temennya kesini. Kita makaan bareng" seru ibunya Rendi.

"Ok mami"

Rendi suka menyebut orang tuanya dengan panggilan berbeda. Kadang umi abi, ayah bunda, mami papi, mommy daddy, dan masih banyak lagi.

Kalau ayahnya suka marah dengan Rendi yang aneh, berbeda dengan ibunya ia akan menjadi apa yang Rendi katakan.

"Rendi ke sini bantuin mami. Bawaain makanannya ke meja" teriak ibunya Rendi.

Nah seperti sekarang ini.

"Ren tadi lo bilang umi sekarang mami. Yang bener yang mana?" tanya Alfa.

Alfa tidak mengingatnya jadi wajar.

"Yang mana aja boleh!" kata Rendi lalu pergi menemui ibunya.

Erik hanya menggelengkan kepalanya saja. Alfa yang amnesia sekarang dan punya temen yang aneh seperti Rendi. Memang ujian yang berat.

"Mau kemana lo?" tanya Alfa melihat Erik berdiri.

"Mau makan, laper ngadepin lo yang gak inget-inget. Cape otak gue mikir terus"

Alfa merasa sakit mendengar ucapan Erik. Ia memang menyusahkan mereka berdua.

"Gue juga cape. Cape gak inget-inget!" lirih Alfa.

Alfa bangkit dari duduknya. Ia berjalan keluar rumah.

Ada sebuah kursi di depan rumah Rendi. Alfa duduk di sana.

Diam termenung memikirkan semuanya. Mungkin ini sudah nasibnya.

Alfa terus berfikir, bagaimana bisa dia menjadi Fatan. Kenapa dia mau dulu?

Ada sebuah tangan menepuk pundaknya. Alfa kembali kedunianya lagi.

"Ngapain di sini? Ayo masuk"

Seorang pria paruh baya menatap Alfa. Alfa melihatnya dengan seksama.

Diliat agak mirip dengan Rendi berarti dia ayahnya.

"Gak om, Alfa di sini aja"

"Abi, biasanya kamu panggil itu. Kenapa jadi om?"

"Maaf o...Abi Alfa cuma....."

"Ada yang aneh sama kamu Alfa! Mau cerita?" tanya ayahnya Rendi.

Ayahnya Rendi duduk di sebelah Alfa. Ia heran melihat Alfa dududk di luar sambil melamun.

"Alfa cape. Alfa amnesia, Alfa ingin ingat semuanya. Alfa rasa kaya berada di kegelapan. Gak tau mau kemana. Alfa putus asa, Alfa ingin nyerah tapi..."

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang