Nata terus saja mondar-mandir dari tadi. Semenjak dika sedang di tangani dokter. Nata merasa kawatir, seseorang yang berusaha ia lupakan namun tak bisa.
Seseorang yang menyakitinya dan sekarang membuat rasa itu tumbuh kembali. Luka itu terbuka lebar. Bahkan cinta yang sudah nata kubur kembali muncul.
Dokter keluar, nata segera menghampirinya. Nata ingin tau bagaimana kabar dika sekarang.
"Keluarga pasien?" tanya sang dokter
"Saya temannya dok, gimana keadaannya??"
"Ia tidak apa-apa, hanya kakinya sedikit retak. Sehingga harus memakai kursi roda sampai sembuh"
Ada perasaan lega, namun perkataan dokter itu membuat nata tidak kuasa melihat orang yang ia cintai terluka.
"Boleh saya melihat keadaannya, dok?"
"Iya silahkan. Pasien sebentar lagi sadar"
"Terimakasih dok"
Nata segera masuk ke ruangan dika. Terlihat dika sedang berbaring memejamkan matanya. Kepalanya di perban. Ada luka lecek di wajah dan tangannya. Bahkan sekarang kakinya agak retak.
Melihat itu semua nata tak bisa menahan air matanya. Nata mendekat ke arah dika. Duduk di kursi dekat dika sambil terus metatap wajahnya. Kemudian nata menggenggam tangan dika.
Entah kemana luka itu. Melihat dika seperti ini membuat nata lupa akan lukanya. Semuanya terbang bagai kapas.
Perlahan mata dika mulai terbuka. Sorot matanya sayu, menyiratkan sesuatu.
"Nata"
"Sustttt"
Nata meletakan telunjuk di mulut dika. Tanda bahwa dika harus diam.
"Jangan banyak ngomong dulu"
"Nata, kamu maukan maafin aku?"
Dika keras kepala. Meskipun sudah dilarang. Ia tetap menyuarakan suaranya.
Nata mengangguk
"Mungkin permintaan aku berat, tapi nata kamu maukan kembali sama aku. Seperti dulu, kasih aku kesempatan kedua na. Aku tau aku jahat sama kamu. Sekarang aku sadar nat" ucap dika lirih
Nata belum mengeluarkan sepatah katapun. Nata kembali berfikir, apakah ia harus memberi kesempatan pada dika atau tidak. Dika diam saja menunggu keputusan apa yang akan diambila nata. Setelah beberapa menit nata baru menjawab.
"Aku kasih kamu kesempatan. Kita mulai dari awal" nata memberikan senyum manisnya kepada dika.
"Terimakasih nat, aku sayang kamu" kata dika, dika mengencangkan genggaman nata yang belum lepas dari tangannya.
"Aku juga sayang kamu" dika tersenyum lebar mendengarnya.
Dika tidak merasa menyesal mendapatkan musibah ini. Setidaknya di saat ada kesakitan pasti ada kebahagiaan.
~~~~~
Alfa mengurung diri dikamarnya. Setelah pulang sekolah sampai sekarang. Matanya memandang langit yang gelap. Apalagi rintik hujan yang tiba-tiba turun malam ini.
Seakan alam menggambarkan kondisi hatinya sekarang. Alfa berfikir kenapa ia harus jatuh pada nata. Orang yang tidak pernah peduli dengannya. Kalau saja alfa bisa memilih pasti alfa tidak akan memilih nata.
Hati tidak tau kemana ia harus berlabuh. Ke tempat yang benar atau salah. Karena hati ini yang menyerahkan diri kepada nata. Ya hati alfa sudah jatuh sejatuh jatuhnya pada nata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
RandomKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...