HYT. 58

482 29 4
                                    

'Maaf telah membuatmu kecewa.
Aku mohon jangan pergi'

~Alfa Antarik Putra~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah mendapatkan kabar tentang keadaan Serly yang sakit. Alfa membelokan arah mobilnya.

Alfa cemas dengan keadaan Serly. Apalagi ibundanya bilang Serly selalu menyebutkan nama Fatan.

Alfa tidak peduli lagi dengan Nata yang menunggunya. Sekarang pikirannya kepada Serly. Teman masa kecilnya dengan Fatan.

Alfa harus menjaga Serly demi kakaknya yang telah pergi.

Alfa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di sana Alfa berlari ke arah ruangan Serly.

"Tante, gimana keadaan Serly?" tanya Alfa dengan cemas.

"Kondisinya makin parah Al. Serly sering mimpi Fatan lalu kalo bangun tidur langsung teriak-teriak bahwa Fatan akan meninggalkannya. Mimpinya mengganggu psikis Serly. Tante mohon Al, jagain Serly" ibunya Serly memegang tangan Alfa erat.

"Alfa pasti jagain Serly ko tante"

Alfa tidak ingat bahwa masih ada Nata yang menunggunya. Sudah berulang kali Nata menghubungi Alfa.

Tapi tidak ada satupun yang di jawab. Karena ponsel Alfa tertinggal di dalam mobilnya.

7 Gelas jus dengan berbeda rasa sudah kosong di meja. Entah sudah berapa kali Nata menghubungi Alfa.

Namun tak kunjung di jawab. Waktu semakin larut malam. Tanpa Nata sadari sudah jam setengah sebelas.

Nata melirik jam tangannya. Matanya menatap sedih pada waktu yang terus berjalan.

"Setengah jam lagi Al. Jika kamu tidak datang, Maka kita selesai! Ku mohon Al datanglah. Jangan buat aku tidak percaya lagi akan cinta!" lirih Nata pelan.

Di luar cafe rintik hujan mulai turun. Lama kelamaan menjadi hujan deras.

Waktu terus berlalu. Nata hanya memerhatikan jam tangannya saja. Setiap detik Nata berharap Alfa datang memanggilnya.

Sedangkan Alfa sedang memegang tangan Serly yang tidak sadarkan diri setelah diberi obat penenang.

Alfa bahkan melupakan Nata yang masih menunggunya.

Nata memerhatikan detik yang akan tepat pukul sebelas malam. Nata menutup matanya.

"Tiga...dua...satu...."

Nata membuka matanya melihat kesekeliling. Melihat ke arah pintu masuk cafe.

Tes...tes...tes...

Air mata Nata mulai menetes. Nata meremas gaun dengan kuat.

"Bodoh...bodoh...bodoh..."

Nata memukul dadanya. Bagaimana ia bisa sebodoh ini percaya bahwa Alfa akan datang.

Alfa sama saja dengan cowok lain. Brengsek itulah kata yang cocok baginya.

Nata meninggalkan uang beberapa ratus ribu di atas meja. Kemudian Nata keluar dari cafe.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang