HYT. 76

454 27 6
                                    

Alfa turun dari mobilnya. Ternyata macetnya sangat panjang.

Alfa akan telat jika ia terus berdiam diri si sini. Alfa mengambil hpnya. Ia menelpon seseorang.

"Hallo, ren lo ada di mana?" tanya Alfa

"Nih gue ada dibelakang lo Al"

Alfa menolehkan kepalanya. Ternyata sudah ada erik dan rendi.

"Sial, kenapa gak langsung panggil gue hah..." marah Alfa menghampiri mereka berdua.

"Kan lo nelpon Al jadi gue jawab"

"Turun kalian. Gue pijem motornya"

Erik dan Rendi turun dari motornya. Alfa langsung menaiki motor rendi.

"Tuh kalian bawa mobil gue"

"Tungg...yah udah pergi orangnya!" kata Rendi. Padahal dia akan memberikan suratnya.

"Udah ren nanti kita kasih"

"Duh panas lagi" keluh Rendi

"Rik lo yang nyetir. Gue ngantuk mau tidur" sambung rendi sebelum menutup pintu mobilnya.

"Gak tau sikon. Dasar rendi" kata Erik menggelengkan kepalanya.

~~~

Alfa terus saja milirik jam tangannya. Bahkan tinggal dua menit lagi tapi masih belum sampai.

Alfa menghentikan motornya di dekat jembatan. Ia turun dari motornya.

Percuma saja. Nata pasti sudah berangkat. Apalagi masih jauh.

Alfa menatap air yang derasnya di bawah jembatan.

Alfa meninju pembatas jembatan. Ia emosinya di sana.

Dia sudah terlambat. Terlambat akan semuanya. Alfa belum menjelaskan apa terjadi.

Alfa belum meminta maaf. Bahkan tidak ada kata selamat tinggal.

Pergi begitu saja. Membawa sebuah teka teki. Apa alasan dia pergi. Mejauh darinya.

"Apa aku semenyedihkan itu? Sampai kamu gak mau dengerin penjelasan aku" Alfa berkata dengan lirih.

"Apa kemarin itu hanya mimpi saja? Dan aku belum bangun juga. Tapi luka ini nyata sakitnya juga nyata" lanjut Alfa

"Apa kamu hanya ilusi?"

Alfa meninju dengan penuh emosi. Tidak dengan tangannya yang berdarah.

Alfa sangat marah. Alfa merasa begitu lemah.

Sedangkan Erik dan Rendi berhenti saat melihat motor milik Rendi.

"Ren itu motor lo?" tanya Erik sambil mengguncang Rendi yang tidur.

"Mana?" Rendi mengucek matanya.

"Itu bego. Liat tuh motor lo kan? Gue yakin itu motor lo!" seru Erik

"Wah bener motor gue. Eh Alfanya kemana"

Setelah sampai mereka menuju Alfa. Mereka mencari Alfa.

Betapa kagetnya Rendi melihat Alfa sedang memukul pembatas jembatan sampai berdarah.

Rendi berlari menghentikan aksi Alfa. Erik yang melihat ke mana arah rendi berlari mengikutinya.

"Berhenti Al"

"Gue gagal"Alfa berusaha memukul lagi.

Erik datang membantu menghalangi miat Alfa.

"Lo bego! Lebih bego dari si rendi. Apa dengan ini Ana bakal kembali. Apa yang lo lakuin salah Al. Seharusnya lo bangkit. Cari dia! Tanya kenapa dia kaya gini!" teriak Erik penuh emosi.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang