HYT 40

641 26 4
                                    

Karena tingkat penasaran Alfa sangat tinggi. Ia mendekat ke arah dimana nata masuk. Beruntungnya Alfa ruangan itu tidak tertutup sempurna sehingga ia bisa melihat dengan jelas siapa yang Nata jenguk.

Seorang wanita paruh baya. Terbaring dengan alat medis yang menempel di tubuhnya. Alfa melihat nata yang memegang erat tangan wanita itu. Alfa dapat menebak bahwa itu ibu Nata.

"Mah, Nata capek. Nata takut. Nata gak mau kehilangan lagi. Na-ta...." Nata terbayang semua kisahnya selama ini di mulai dari dika sampai roy.

"Hiks...hiks....Nata udah janji gak bakal nangis. Tapi Nata gak bisa nahan Air mata Nata mah..hiks..hiks..."

Dada Nata sesak. Itu begitu menyakitkan. Apalagi tenggorokannya sangat sakit. Hatinya terasa tertusuk-tusuk oleh jarum. Nata tau apa yang ia harus lakukan.

Ia membuka jaketnya. Banyak bekas luka sayatan di tangannya. Hal itu membuat Alfa kaget. Ia tidak tau masalah Nata sangat berat sampai menyakiti dirinya sendiri.

Alfa diam membatu saat melihat nata menyayat tangannya dengan pisau kecil. Darah mulai keluar dari kulit Nata. Nata terus menyayat tanannya tapi anehnya tidak terasa sakit.

Alfa tidak bisa melihat ini lagi. Ia membuka pintu perlahan. Berjalan ke arah nata. Alfa memegang tangan Nata yang terdapat pisau.

Nata kaget saat seseorang datang menghentikan aksinya. Dilihatnya alfa berdiri disampinya. Mengambil pisau itu lalu melemparnya jauh.

Mata Alfa begitu menenangkan tapi air mata nata terus mengalir. Mereka bertatapan selama beberapa detik.

"Alfa" ucap nata lirih.

Tanpa di duga Alfa menarik Nata ke dalam pelukannya. Pikiran Nata kosong melihat Alfa yang begitu tiba-tiba.

"Kalo mau nangis. Nagis aja, jangan sakitin diri sendiri kaya gini lagi na. Gue gak kuat liatnya" kata Alfa lembut.

Mendengar itu perasaan Nata menghangat. Ia menangis dengan pilu sambil memeluk Alfa dengan erat. Yang Nata pikirkan adalah menghilangkan rasa sakitnya saat ini.

Sudah berjam-jam Nata menangis sambil memeluk Alfa. Alfa tidak merasa pegal berdiri di depan Nata. Tanpa disangka Nata tertidur dalam tangisnya.

"Gue akan selalu jagain lo na. Gak peduli lo seperti apa. Gue selalu disini" Alfa mengusap lembut rambut Nata. Ia tersenyum saat melihat nata tertidur sambil duduk dan memeluknya.

Dengan hati-hati Alfa mengangkat Nata dan memindahkannya ke sofa. Alfa keluar ruangan meminta sesuatu utuk membersihkan luka Nata.

Dengan hati-hati alfa mengobati Nata. Setelah itu Alfa membuka jaketnya untuk menyelimuti nata. Ia mengusap rambut Nata pelan.

Pancaran matanya sangah penuh cinta kasih dan begitu lembut.

"Gue pulang. Jaga diri lo baik-baik ana." Alfa keluar dari ruangan dina. Ternyata apa yang di bilang Amel lebih buruk lagi. Alfa yakin amel tidak mengetahui keadaan Nata seperti ini.

~~~~~

Alfa pulang ke rumahnya. Di luar rumahnya tidak ada mobil sama sekali. Berarti kedua orang tuanya dan fatan belum datang.

"Pada lupa sama gue yang pulang hari ini" Alfa cemberut menuju rumahnya

"SELAMAT PULANG KERUMAH ALFA" seru semua orang. Hal itu membuat Alfa tersenyum. Disana ada fatan, erik, rendi dan kedua orangtua Alfa.

"Gimana seneng kan lo. Ide siapa dulu" erik menepuk dadanya dengan bangga.

"Erik suka ngaku-ngaku. Inikan idenya babang Fatan" ucap rendi. Fatan melotot ke arah rendi saat ia memanggilnya 'babang'.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang