HYT. 43

519 21 0
                                    

Amel berjalan menghampiri Nata yang sedang dusuk di bangkunya. Dari semalam amel terus terpikir dengan pilihan Nata. Ia tidak bisa memilih diantara sahabat dan orang yang ia cintai.  Padahal Nata mengenal pacar amel. Tapi kenapa Nata membencinya?

"Nata..!" lirih Amel. Nata diam memainkan ponselnya. Tidak peduli Amel yang sudah berdiri di depannya.

"Maaf, seharusnya gue gak marah-marah sama lo kemarin...hiks..hiks..." Amel menangis menyesalinya. Amel tidak mau kehilangan sahabatnya.

Nata memasukan ponselnya ke saku. "Gue yang harusnya minta maaf" Nata memeluk amel.

"Gue gak mau lo sama pria brengsek itu mel" ucap nata pelan.

"Tapi kenapa? Diakan kaka lo na?" kata amel sambil melepas pelukannya.

"Nanti lo juga tau. Gue cuma mau ngingetin lo, dia bukan orang baik"

"Tapi, kak roy kaka lo na? Ada masalah apa sebenarnya? Kenapa kalian menjauh?" tanya amel dengan mendesak Nata.

"Gue gak mau lo terluka dengernya mel. Kalo lo mau pacaran sama dia, jauhin gue. Gue gak mau inget dia saat bareng lo"

Ucapan Nata begitu menusuk. Membuat amel merasakan seperti ada ribuan jarum menusuknya. Kenapa dengan nata? Amel bertanya pada roy juga tidak di jawab.

~~~~~

Nata duduk di pinggir lapangan. Sedang ada yang bermain bola basket. Banyak orang yang sedang menonton. Berbeda dengan nata yang hanya menatapnya saja. Tidak berminat menonton sama sekali. Pikirannya kosong entah kemana.

Di hadapan Nata ada yang menyodorkannya sebuah coklat. Nata menengok ke arah orang yang memberinya coklat.

"Buat lo!" Alfa berdiri di samping Nata. Nata tidak berminat mengambilnya.

"Gue gak suka"

"Kenapa"

"Entah"

"Kalo gak suka pasti ada alesannya. Mungkin sebuah cerita yang menyakitkan. Na, janganlah membenci sesuatu yang hadir saat kebencian datang"

"Jangan lupa dimakan ya" Alfa meninggalkan coklat di samping Nata. Kemudian Alfa pergi. Nata memperhatikan punggung Alfa sampai tidak terlihat lagi.

Nata melirik ke arah coklat yang Alfa tinggalkan. Sebenarnya Nata suka coklat seperti gadis lainnya. Tapi sekarang Nata membencinya.

Nata mengambil coklat pemberian Alfa. Tanpa ada niat memakannya. Nata tersenyum kecil mengingat perkataan Alfa.

Tidak seharusnya Nata benci coklat karena hadir pada saat sesuatu yang indah menjadi sebuah kebencian.

Coklat mengingatkan Nata akan dua orang yaitu Dika dan Roy. Dua kakak beradik yang telah menorehkan luka kepadanya.

Dua orang itu yang selalu memberi Nata coklat. Membuat Nata tidak mau coklat lagi.

Nata tidak bisa memakan coklat lagi tapi Nata juga tidak mau membuangnya. Nata memasukan coklat ke kantong roknya.

~~~~~

S

epulang sekolah Nata menemui ibunya yang di rumah sakit. Sudah tiga hari Dina siuman. Hari ini Dina dibolehkan pulang karena kondisinya semakin membaik.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang