HYT. 70

468 28 2
                                    

'Entah apa yang terjadi selanjutnya?
Tapi aku harap aku bisa bersamamu!
Suatu saat nanti'

~Alfa Anatarik Putra~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sebuah kenyataan yang menguncang hidup Serly. Sebuah kebohongan Serly lakukan selama ini.

Kebahagian yang kemarin hanya sebuah kebohongan. Akibat Serly tidak menerima kenyataan bahwa Fatan telah tiada.

Serly selalu menganggap bahwa itu hanya mimpi buruk. Serly selalu melihat Alfa sebagai Fatan.

Serly semakin percaya dengan kehadiran Alfa dan mengira ia Fatan. Bahwa Fatan baik-baik saja.

Semua memori tentang Fatan yang pergi terus terulang di benak Serly. Keringat mulai di dahinya.

Dahinya terus berkerut. Tubuhnya gelisah. Serly memimpikan itu. Bahwa itu bukan mimpi melainkan kebenaran yang telah terhapus dari otaknya.

Air matanya dalam tidur. Tangannya mengepal dengan erat.

Suara bising memanggil namanya. Seseorang yang sangat Serly kenal.

"Dokter, apa yang terjadi dengan anak saya!" teriak ibunya Serly.

Serly segera di bawa ke rumah sakit saat pingsan. Alfa dan Nata membawa Serly kesana. Alfa juga tidak lupa untuk menghubungi ibunya Serly.

Dokter segra masuk dan memeriksa Serly sedangkan ibunya di suruh keluar.

Ibu Serly menangis melihat putrinya seperti itu. Tangisnya tiba-tiba terhenti dan melihat ke arah Alfa dan Nata.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya

"Saya mengungkapkan kebenaran, itu saja" kata Alfa.

Amarah tampak jelas di mata Ibunya Serly. Tatapan tajam mengarah kepada Nata.

"Pasti ini ulah kamu kan?" tunjuk Ibunya serly tepat di muka Nata.

Nata menepis tangan ibunya Serly. Nata menatap ke arah ibunya Serly.

"Ya, saya juga memberi tau kebenaran kepada Serly. Apa itu salah?"

Ibunya Serly berjalan ke depan Nata lalu menamparnya.

Plakk....

Suara tamparan sangat nyaring. Apalagi rumah sakit yang hening.

Nata perih di pipinya. Ibunya Serly menampar Nata dengan kekuatan penuh.

"Ana..." ketika Alfa ingin bicara Nata sudah mengangkat tangannya.

"Puas? Apa sekarang tante puas? Apa tante tidak pernah berfikir bagaimana jika suatu saat Serly sadar sendiri. Bagaimana ia akan begitu menderita hidup dalam kebohongan?"

Ibunya Serly diam. Apa yang di ucapkan Nata benar. Serly akan sangat terpukul jika mengetahui itu. Tapi ia segera menepisnya.

"Maka saya orang pertama yang akan mencegahnya" katanya dengan tegas.

Prok...prok...prok...

Nata bertepuk tangan dengan wajah datar.

"Hebat, Anda memang hebat. Maka lakukanlah. Jangan khawatir saya merusak rencana anda. Saya mengungkapkan kepada serly hanya dia yang memulainya"

Nata menarik nafasnya sejanak. Kemudian melanjutkan kata-katanya lagi.

"Saya juga tidak akan merebut Alfa. Karena dia yang melepas saya"

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang