HYT. 79

287 20 13
                                    

Sudah satu bulan sejak Nata pergi. Setiap hari Alfa semakin dekat dengan Serly.

Bahkan Alfa sudah menerima Serly. Tapi Alfa belum mencintai Serly sebagai seorang wanita. Alfa hanya menganggap Serly sebagai adiknya saja.

Jujur saja Alfa masih belum bisa melupakan Nata. Tapi bukan karena cinta melainkan Benci.

Entah cinta atau benci yang terlalu besar yang dirasakan Alfa saat ini.

Alfa sangat kecewa dengan Nata yang tidak memikirkan perasaannya.

Alfa marah karena isi surat Nata. Hatinya sekarang penuh dengan amarah.

"Fa? " panggil Serly saat melihat Alfa melamun.

Alfa menoleh ke arah Serly yang sedang duduk di sampingnya.

"Fa kenapa diem aja? Ayo ikut Serly liat permainan basket. Dari pada di sini"

Alfa menganggukan kepalanya. Tanda bahwa ia setuju

Mereka berdua sedang berada di taman sekolah.

Serly menggandeng tangan Alfa. Serly sangat senang bisa dekat dengan Alfa.

Amel semakin geram melihat kedekatan Serly dan Alfa. Amel hanya bisa mengepalkan tangannya saja.

Amel berjalan mendahului mereka berdua. Tidak lupa dengan kata-kata tajamnya.

"Yang satu Cabe yang satunya lagi playboy..hem...cocok!" Sindir Amel sambil tersenyum manis.

Senyum Serly langsung hilang karena ucapan Amel. Genggaman tangannya semakin erat kepada Alfa.

Alfa menatap tajam ke arah Amel.

"Kenapa? Emang bener kan!"

Amel langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Jangan dengerin"

"Iya fa. selama aku masih sama kamu, aku bahagia" kata Serly sambil tersenyum.

Sedangkan di tempat lain. Seorang gadis terbaring dengan peralatan medis yang menunjang hidupnya.

Gadis itu adalah Nata. Nata yang mengalami kecelakaan.

Ada seorang pria yang memandangnya dengan cemas.

" bagaimana ini? Udah satu bulan. Dia belum bangun juga. Kalo dia sampe meninggal...gue bakal di penjara" ucapnya dengan takut.

Tidak ada yang tau tentang kecelakaan Nata karena dia telah menutup kejadian ini rapat-rapat.

Beruntunglah bahwa Rumah Sakit ini di wariskan oleh keluarganya. Padahal dia masih kuliah.

Dia berjalan ke arah Nata. Ia memegang tangannya.

"Please, lo cepetan bangun. Gue gak mau dipenjara. Maaf udah nabrak lo waktu itu. Sumpah gue gak sengaja"

Hampir setiap hari dia akan datang menumui Nata dan mengucapkan kata itu setiap hati.

Tidak ada kata yang berubah berulang kali. Setelah itu dia pergi lagi. Nata hanya seorang diri tidak ada orang lain yang menemaninya.

Ibunya Nata sedang sibuk. Bahkan untuk memberi kabar saja tidak bisa. Sedangkan yang lainnya tau bahwa Nata sedang pergi bersama ibunya.

Flashback

Nata sedang berada di bandara. Ia terus menerus melamun.

Wajahnya terlihat sedih. Padahal Nata sudah memutuskan pergi, tapi hati kecil Nata tidak mau.

"Kenapa" tanya dina sambil mengelus rambut Nata.

"Gak papa ma" lirih Nata

Dina sangat tau bagaimana watak Nata. Ia menggenggam kedua tangan Nata.

"Bilang sama mama! Jangan kamu simpan sendiri. Mama gak mau kamu kenapa-napa. Mama sayang sama kamu"

Nata menghembuskan nafasnya. Ia sedang berfikir, apa ia memmberi tau mamanya?

"Nata baik-baik aja"

"Gak! Kamu gak baik-baik aja!" Bahtah dina dengan tegas.

"Nata..." ucapan Nata terheti

"Apa? Kasih ta sama mama!"

"Hati kecil Nata gak mau pergi ma. Nata merasa ada yang hilang. Nata...pikir, Nata salah. Nata salah memilih untuk pergi lagi. Nata gak mau jadi pengecut kaya dulu. Nata ingin tinggal...hiks..hiks..."

Nata memeluk dina dengan erat. Dina mengelus punggung Nata.

"Nata tatap mama" Dina memegang pundak Nata.

"Mama mau kamu bahagia. Ikutin kata hati kamu. Jangan peduliin mama. Mama gak mau kamu sedih gara-gara ikut mama"

"Tapi ma"

"Mama gak papa sayang. Ikutin kata hati kamu! Mama dukung kamu selalu"

"Hiks...hiks...makasih ma"

"Udah-udah, anak mama gak boleh nangis. Nanti cantiknya ilang"

Nata tersenyum ke arah Dina. Setelah itu hanya dina yang pergi.

Nata tersenyum cerah. Nata bahagia, nata tidak akan pergi.

Tapi senyum Nata kembali hilang saat mengingat Serly.

Nata berjalan tanpa melihat ke kanan dan kekiri. Pikirannya sedang memikirkan Alfa dan Serly.

Terjadilah hal yang tak diinginkan Nata.

Btakkkk....

Kejadian yang begitu cepat. Nata hanya bisa melihat semuanya sekilas.

Darah mulai keluar dan Nata hanya menatap langit. Dan berkata...

"Gue har-us ku-at" ucap Nata terbata-bata. Setelah itu kesadarannya menghilang

Setelah itu banyak orang yang menghampiri Nata.

Flashback off

Nata membuka matanya. Cahaya putih langsung membuat Nata kembali memejamkan matanya.

Nata perlahan lahan membuka kembali matanya untuk menyesuaikan cahaya.

Nata menatap sekeliling. Sebuah suara membuat nata menoleh.

Ada suster yang menghampiri Nata. Kemudian ia memanggil dokter saat melihat Nata bangun.

Dokter segera datang dan memeriksa kondisi Nata. Nata belum mengucapkan sepatah katapun.

Dokter tersenyum saat memeriksa Nata. Tidak ada hal serius dalam tubuhnya.

Setelah itu Dokter pergi. Hanya Nata yang sendiri.

Nata yang baru sadar memejamkan matanya lagi karena pusing.

Saat Nata tertidur seseorang menuju Ruangan Nata dengan tergesa-gesa.

Saat ia dekat dengan pintu. Ia berhenti dan membukanya perlahan.

Dia berjalan ke arah Nata. Matanya dengan lekat memandang Nata yang tertidur.

Dia mengengkat tangannya untuk menyentuh wajah Nata. Namun ia berhenti saat sudah dekat sekali dengan wajah Nata.

Tangan dia tekepal dan perlahan kembali ke samping badannya lagi.

Dia bahagia karena Nata tidak meninggal. Dia berbalik dan berjalan pergi.

Mungkin belum saatnya bertemu Nata.

Hayo siapa yang nabrak Nata???

Mau tau kan siapa? Sampai ketemu kalo gitu di part selanjutnya.

Sorry pendek. Karena mau gimana lagi, aku gak sempet nulis.....

Alfa sama Nata atau sama Serly ya???

Petanyaan kalian bentar lagi bakal terjawab. Sabar ya sabar.

Jangan lupa vote and coment nya

Sampai ketemu lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang