'Percaya padamu? Lalu kau ingkar kembali?
Maaf, aku tidak sekuat itu'~Anatasya Andika Wijaya~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Lari itulah yang Nata lakukan sekarang. Berlari sejauh mungkin dari dirinya.
Nata sudah percaya penuh pada Alfa dan apa yang ia dapat? Kepercayaan itu hancur seketika.
Nata sampai di taman Rumah sakit. Meremas ujung bajunya. Mata yang sembab, bahkan banyak orang memandangnya aneh.
Nata tidak peduli. Ia hanya ingin meluapkan rasa sakitnya. Cinta?? Alfa tidak mencintainya.
Ia lebih memilih Serly dari pada dirinya. Apa itu yang di sebut cinta? Sekali lagi Nata menjadi orang bodoh.
Terlalu percaya akan cinta yang Alfa bawa. Sama seperti Dika waktu dulu.
Lutut Nata lemas. Nata berlutut dengan wajah tertunduk. Tidak peduli pakaiannya akan kotor atau apapun.
Untung saja di taman Rumah sakit sedang sepi. Karena belum waktunya jam besuk pasien.
"Hiks...hiks...hiks...papah!" lirih Nata.
Kebiasaan buruk Nata muncul. Nata mencari pisau kecil yang selalu ia bawa.
Entah kenapa Nata tidak pernah membuangnya. Nata kira pisau ini tidak akan digunakan lagi.
Sehingga Nata bisa mengingat bahwa masih ada Alfa di sisinya.
Alfa yang menyadarkannya dulu. Alfa yang disampingnya. Alfa yang tidak akan terjadi apapun pada Nata.
Dika celingak celinguk mencari Nata. Nata tidak ada di tempat terakhir kali Dika meninggalkannya.
Karena saja perutnya tidak sakit. Mungkin Dika sudah pulang dengan Nata dari tadi.
"Aduh. Nata kemana lagi. Apa udah keluar ya!" kata Dika pada dirinya sendiri.
Dika terus mencari Nata. Dika menoleh ke kanan ke kiri. Bisa saja Dika bertemu Nata di lorong rumah sakit.
Dika menuju dimana mobilnya berada. Tapi Nata tidak ada di sana.
Dari pada Dika menunggu Nata yang belum datang di mobil dengan cuaca panas.
Lebih baik Alfa menunggunya di taman Rumah sakit. Disana adem karena banyak pohon.
"Kaya kenal!" ucap Dika melihat ke arah Nata berada. Dika memicingkan matanya, sampai pandangan Dika jatih pada pakaian yang Nata gunakan.
Itu adalah pakaian yang Dika beli sebagai tanda terima kasih karena Nata bersedia untuk datang ke acara mantannya.
Padahal acaranya masih seminggu lagi. Tapi Dika sudah memberikannya hadiah.
"Nata!" panggil Dika panik melihat Nata yang terisak sambil tertunduk.
"Na, lo kenapa?" Dika mengangkat wajah Nata dengan satu jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
AléatoireKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...