HYT. 56

521 23 2
                                    

'Janji itu untuk ditepati.
Tapi ada kalanya janji juga bisa ingkar'

~Alfa Antarik Putra~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ibunya Serly menatap intens Nata. Nata menunggu apa yang akan dikatakan selanjutnya.

"Saya mau kamu jauhin Alfa. Alfa dan Serly di takdirkan bersama" katanya langsung dengan wajah serius.

Apa maksudnya? Kenapa ibunya Serly berbicara seperti itu kepada Nata.

"Apa maksud tante?" Nata menahan emosinya.

"Saya mau kamu jauhin Alfa! Apa kurang jelas?saya tidak mau kamu menghancurkan kebahagian anak saya!" kata-katanya penuh dengan tekanan.

"Apa? saya menghancurkan kebahagian anak anda? Bukannya kebalik!" kata Nata dengan sinis.

Ibunya Serly mengepalkan tangannya.

"Jika saya melihat kamu masih mengganggu Alfa. Saya pastikan bahwa ibumu masuk rumah sakit lagi" katanya sambil tersenyum.

Prok...prok...prok...

Nata bertepuk tangan sambil maju selangkah ke arah ibunya Serly.

"Hebat! Anda mengancam saya, jika itu terjadi maka saya akan buat anak anda juga terbaring di rumah sakit" Nata balas mengancam ibunya Serly.

"Kamu...!!" Jari telunjuk tepat di depan muka Nata. Nata menurunkan tangannya dari depan wajah.

"Apa? Kalo udah selesai, silahkan anda pergi!!!" usir Nata.

"Jauhin Alfa" katanya penuh dengan tekanan.

"Satu hal yang perlu anda ingat. Saya tidak akan menjauhi Alfa"

Dia menaikan alisnya. Menunjukan senyum misterius ke arah Nata.

"Kalau Alfa yang mejauhi dan meninggalkan kamu bagaimana?" tanyanya sambil tersenyum

Deg...

Nata takut. Takut bahwa Alfa benar akan mejauhi dan meninggalkannya.

"Maka saya juga akan melakukan hal yang sama!" kata Nata dengan penuh keyakinan.

Kata itu tiba-tiba terucap begitu saja. Membuat Nata juga gelisah. Bertolak belakang dengan hatinya yang tidak yakin sama sekali bahwa Nata akan melakukannya.

"Alfa akan meninggalkanmu. Camkan itu!!!"

"Saya akan menunggu kapan itu terjadi!" 

Ibunya serly berbalik. Meninggalkan Nata yang masih diam. Nata melihat Ibunya Serly yang semakin menjauh.

Ternyata ibunya Serly sangat licik bagai ular. Nata mengepalkan tangannya. Apa benar Alfa akan meninggalkannya.

Nata tidak mau kejadian seperti dulu terulang lagi. Nata tidak siap menghadapinya.

Abam menepuk bahu Nata. Kesadaran Nata kembali. Nata menghembuskan nafasnya dengan lelah.

"Lo berani banget, kalo cewek lain pasti diem aja. Lo hebat....!!!" Abam mengacungkan kedua jempolnya.

"Thanks....."

"Gue jadi ragu sama lo!" Frans melihat ke arah Nata intens.

"Kenapa?" Nata menaikan alisnya.

"Penampilan baik tapi dihukum apalagi pemberani. Sebenernya lo siswa teladan atau bukan sih?" pertanyaan yang membuat Nata tertawa.

Nata bersyukur bisa bertemu mereka berdua. Setidaknya mereka sedikit menghibur Nata.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang