HYT. 51

562 25 0
                                    

'Aku tidak suka menunggu. Apa yang aku lakukan sekarang? Aku menunggumu. Melakukan hal yang paling aku benci'

~Anatasya Andika Wijaya~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sudah tiga hari Alfa tidak ada kabar. Teman-temannya juga seakan menghilang.

Apa yang terjadi sebenarnya? Nata sangat gelisah. Nata bahkan sulit tidu saat malam. Apalagi bayang-bayang Alfa selalu hadir di otaknya.

Kenapa Alfa berubah? Apa semua yang ia ucapkan adalah dusta? Jika begitu kenapa dia tidak mengakhiri hubungan ini?

Nata terus membalik tubuhnya. Sudah ke kanan sudah ke kiri. Nata hanya berguling dikasurnya. Matanya sulit terpejam.

Begitu besarkah efek Alfa sampai Nata susah tidur. Nata begitu merindukan Alfa.

Alfa yang selalu menghiburnya. Bukan Alfa yang membuatnya sedih.

"Al, kamu kemana?" Nata mengecek ponselnya.

Sudah banyak pesan yang ia kirimkan, mulai dari whatsApp, Instagram sampai Line.

Belum ada yang dibaca oleh Alfa. Nata sangat kesal dengan semuanya. Nata juga berusaha menghubungi Alfa tapi ponselnya tidak aktif.

"Alfa..Al-fa..kamu dimana?" lirih Nata

Tidak terasa pipi Nata sudah basah. Nata merindukan Alfa. Kenapa Alfa pergi tanpa memberitaunya.

"Apa aku kerumahnya ya" pikir Nata. Nata kemudian menghapus air matanya.

Nata berusaha tidur agar bisa segera pagi. Nata akan datang ke rumah Alfa.

~~~~~

Alfa termenung di kamarnya. Sudah tiga hari Alfa sering melamun.

Alfa tidak menyadari bahwa suara pintu terbuka. Bundanya masuk ke kamar Alfa.

Duduk di samping putranya. Mengelus sayang rambut Alfa. Alfa tersadar akibat sentuhan bundanya.

"Sudah Al jangan melamun terus. Bunda sudah mengikhlaskannya. Kenapa kamu gak?" ucap bundanya.

"Alfa gak bisa kaya bunda. Alfa merasa berat bun. Apa yang harus Alfa lakukan. Dia butuh pertolongan Alfa" lirih Alfa.

Bundanya merasa kasihan kepada Alfa. Bagaimana Alfa bisa menjadi orang lain demi menyelamatkan seseorang?

"Pikirkan dengan baik-baik, ikuti kata hati dan otakmu. Pilih apa yang membuatmu yakin. Jika otakmu salah maka pilihlah kata hatimu. Kata hari tak pernah salah"

Nasihat itu membuat Alfa segera memeluk bundaya dari samping.

"Alfa masih binggung bun. Tapi Alfa akan coba bantu dia. Setidaknya Alfa masih punya hati buat tolong orang"

Bundanya hanya bisa tersenyum dengan pilihan  Alfa. Entah itu hal yang paling baik atau bukan? Hanya waktulah yang bisa menjawabnya.

Suara ketukan menghentikan pelukan mereka. Mereka berdua menoleh ke arah pintu melihat siapa yang datang.

Ternyata saat pintu dibuka. Terlihat ada dua teman Alfa disana.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang