HYT 23

767 23 0
                                    

Alfa keluar ruangan nata dengan muka yang kusut. Alfa tau bahwa sifat nata seperti apa. Tapi ucapannya tadi seakan berbeda. Seakan ada sesuatu di matanya yang tidak bisa ia pahami. Dengan lesu ia duduk di luar ruangan nata. Ia memandangi pintu kamar nata.

"Alfa!!" panggil erik dan rendi.

Alfa hanya menoleh lalu memandangi kembali pintu kamar nata.

"Kenapa di luar?? Emang ada siapa di dalem?" tanya erik

Alfa hanya diam, pandangannya lurus ke depan. Ia masih tetap sama, memandangi pintu.

"Al" rendi memegang pundak alfa, membuat alfa tersadar.

"Hah!?"

"Lo kenapa?? Kalo ada masalah cerita"

erik duduk di samping alfa. Begitupun rendi duduk di samping alfa. Alfa duduk di tengah-tengah, antara rendi dan erik. Rendi menganggukan kepalanya setuju dengan perkataan erik.

Alfa berdiri dan pergi meninggalkan mereka berdua. Ia tidak ingin memberitau kedua sahabatnya. Ia tidak mau menambah beban kepada kedua sahabatnya.

"Hemm.....gue harus cari tau!!" erik memasang kaca mata hitam yang ada di saku bajunya.

"Eh..mana kacamata gue??" rendi mencari kacamatanya, namun tidak ada.

"Lo tadi bawa kaca mata gak??" tanya erik

"Gak"

Pletak

"Terus ngapain lo cari randi....!?" ucap erik gregetan.

"Bisa ajakan itu kacamata tiba-tiba ada di deket gue. Kaya di film-film gitu" rendi mengusap rambutnya dari depan ke belakang.

"Terserah ren..ter-se-rah. Huft...Gue saranin, abis ini lo pulang ajak bokap lo ke rumah sakit. Kayaknya lo sakit deh ren"

Erik menepuk pundak rendi dua kali. Seperti biasa, alfa meninggalkan mereka berdua dan erik meninggalkan rendi karena ucapannya. Rendi menatap kepergian erik dengan bingung. Setelah sekian detik..

"Yah, ditinggal lagi...nasib orang baik ya selalu begini..." rendi menggeleng-gelengkan kepalanya

~~~~~

Alfa berjalan pelan menyusuri koridor. Ia tidak percaya bahwa semuanya ulah sisil. Polisi telah menangkap raisa. Ia mengakui bahwa yang menculik nata bukanlah dirinya saja, melainkan sisil juga terlibat.

Alfa masuk ke ruangan sisil. Disana sisil sedang memainkan ponselnya. Wajah sisil senang ketika melihat alfa datang menemuinya. Perlahan alfa mulai mendekati sisil. Alfa menatap tajam sisil.

"Akhirnya kamu dateng juga. Kamu tau gak aku udah nunggu kamu dateng" ucap sisil berbinar

"Gue kecewa sama lo" alfa berhenti berjalan.

"Kecewa??" sisil bingung dengan perkataan alfa.

Kecewa karena apa. Ia merasa tidak pernah membuat kesalahan.

"Emang gue salah apa al? Kenapa lo kecewa sama gue?" tanya sisil.

"Ana..." lirih alfa

Seketika sisil ingat semuanya. Kejadian dimana ia mencelakai nata. Bayangan itu terus berputar di otaknya. Sampai ia menutup matanya karena pingsan. Sekarang ia tau kenapa alfa kecewa terhadapnya. Rasa sakit muncul di dadanya. Sisil baru merasakan tatapan penuh kekecewaan yang alfa berikan.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang