HYT. 71

383 22 0
                                    

' percuma jika memberi kesempatan.
Karena dia akan mengulanginya kembali'

~Anatasya Andika Wijaya~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Alfa langsung pulang ke rumahnya. Alfa tidak menemui serly terlebih dahulu. Alfa juga tidak pamit kepada ibunya Serly.

Sehingga serly menanyakan keberadaan Alfa kepada ibunya.

"Mommy, Fatan kemana? Ko gak ada?" tanya Serly.

Ibunya mengusap kepala serly.  Dengan wajah tersenyum ke arah Serly.

"Fatan lagi ada urusan sayang. Nanti dia juga kesini!" kata ibunya.

"Mommy fatan tadi di bilang bahwa dia bukan fatan, terus dimana fatan?" tanya serly.

"Dia bohong sayang. Dia cuma ngerjain kamu. Temennya juga udah minta maaf " bohong ibunya.

"Oh gitu mommy. Tapi serly takut kalo itu.."

"Udah jangan di pikirin lagi

~~~

Serly kembali lagi sekolah keesokan harinya. Serly diantar oleh Alfa. Mereka baru saja turun dari mobil.

Alfa melihat ke arah serly yang ceria. Serly kembali lagi menjadi orang yang ceria.

"Kenapa fatan" tanya serly karena Alfa menatapnya.

"Jangan panggil gue dengan nama itu!" bentak Alfa.

Serly terlihat sedih karena Alfa membentaknya. Ia menundukan kepalanya.

"Maaf!" lirih serly.

Alfa berjalan meninggalkan serly. Setelah Alfa tau bahwa ia punya kembaran. Alfa sangat muak harus berpura-pura menjadi Fatan.

Langkah Alfa terhenti saat melihat Nata. Nada sedang mengobrol dengan Amel di depan kelasnya.

Alfa terus memperhatikan Nata. Bahkan Serly yang di sampingnya melihat kemana mata Alfa tertuju.

Serly meremas ujung roknya. Kenapa Alfa memandang Nata.

"Fa, kamu kenapa liatin dia?" tanya Serly yang tidak suka melihatnya.

"Bukan urusan lo" kata Alfa melangkahkan kakinya.

"Kamu kenapa kasar Fa? Apa salah aku?" tanya Serly yang melihat punggung Alfa.

Alfa berhenti dan berbalik ke arah Serly. Alfa menatap Serly dengan tajamnya.

"Salah lo banyak"

Kemudian Alfa berjalan pergi. Meninggalkan Serly yang masih melihat ke arahnya.

~~~

Nata dan Amel berjalan bersama. Mereka akan mengambil buku di perpustakaan.

"Na, lo gak bisa ya jangan ikut ke luar negeri?"

"Gak ada alasan buat gue tinggal. Lagi pula gue di sana kuliah"

Amel cemberut. Sangat susah membujuk Nata. Apalagi tidak lama lagi. Amel tidak mau kehilangan sahabat lagi.

"Kalo ada alasan buat lo tinggal. Apa lo gak akan ke luar negeri?"

Amel melihat ke arah Nata yang berjalan di sebelahnya.

"Mungkin"

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang