HYT. 55

506 19 2
                                    

'Komunikasi itu penting.
Karena aku tidak ingin kita berpisah hanya karena sebuah kesalah pahaman'

~Anatasya Andika Wijaya~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Nata berlari setelah jauh dari mereka. Pikiranya penuh dengan kejadian tadi. Banyak pertanyaan yang menghampiri pikirannya.

Nata telah melangkah tidak tentu arah. Sampai arah kakinya berhenti. Ternyata dia berada di ruang musik.

Nata membuka pintunya perlahan. Ruang musik ternyata tidak terkunci. Sepertinya ruangan tersebut baru saja di pakai.

Banyak bekas makanan yang berserakan. Ruang musik tersebut belum di bersihkan.

Nata ingat pernah terjebak di ruangan ini bersama Alfa. Pertengkaran mereka membuat senyum tipis di bibir Nata.

Tapi pertemuan tadi seakan menghancurkan kenangan itu. Serly dan Alfa yang terlihat mesra di depan matanya.

Nata mulai bertanya-tanya. Apa ini alasan Alfa yang kian menjauh darinya. Waktu Alfa dan Nata untuk bertemu semakin jarang.

Hanya satu hal yang Nata yakini. Bahwa Serly cinta pertama Alfa. Bisa saja ada cinta setiga diantara Alfa, Fatan dan Serly.

Nata berjalan ke arah piano. Ia duduk di kursi depan piano. Nata memejamkan matanya.

Menekan tuts piano, suara musik memenuhi ruangan. Nada penuh kesedihan dan kekecewaan.

Nata tidak membuka matanya. Ia terus menekan tuts piano. Sampai di tengah permainan nada berubah menjadi sebuah kemarahan.

Nata meluapkan semuanya kewat piano. Emosi yang marah, sedih, kecewa dan benci. Kapan kebahagian datang?

"Aghhh....." teriak Nata ketika jarinya berhenti menekan tuts piano.

Nata menutup kedua matanya dengan tangan. Banyak pikiran negatif muncul tentang Alfa dan Serly.

"Gue gak bisa gini! Gue harus tanyain semuanya sama Alfa!" Nata berdiri.

Nata melanhkahkan kakinya dengan tergesa-gesa mencari Alfa. Mungkin Alfa masih berada di sekolah.

Nata telah bertanya kesana kemari. Akhirnya Nata menemukan Alfa di parkiran. Alfa berjalan dengan Serly menuju mobilnya.

Nata segera menghampiri Alfa sebelum pergi. Namun apalah daya. Jarak Nata dan Alfa terlalu jauh.

Alfa sudah pergi dengan mobilnya. Nata hanya menatap nanar kepergian Alfa. Dilihatnya ponsel yang ada di saku roknya.

Tidak ada pesan atau panggilan dari Alfa. Kenapa Alfa tidak menjelaskan apapun.

Membuat pikirannya kacau balau. Terasa porak poranda hanya karena seorang Alfa.

"Na!" panggil Amel. Amel yang berlari menghampiri Nata.

"Gue cari kemana-mana. Bell udah bunyi, ayo masuk kelas. Sekarang pelajaran pak taksir. Dia gantiin ibu arini yang sakit"

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang