HYT. 45

549 27 0
                                    

Keesokan harinya Nata sudah bisa pulang. Nata tidak pulang ke rumah. Melainkan ia pergi ke sebuah apartemen yang ayahnya belikan saat ulang tahun dulu.

Nata tidak pernah berfikir bahwa suatu saat ia akan tinggal disana. Bahkan ini pertama kalinya Nata ke sana.

Apartemen yang Nata tinggali cukup mewah. Meskipun Nata pergi dari rumah akibat Roy. Nata tidak pusing memikirkan biaya hidupnya.

Kartu ATM pemberian Raman dulu masih ada. Sangat cukup untuk kebutuhannya. Kalau ingat Raman, mata Nata mulai berkaca-kaca. Namun Nata selalu menahannya. Nata ingin menjadi wanita yang tegar.

Suara ponsel Nata mulai terdengar. Dilihatnya pesan dari Alfa.

Alfa
Untuk yang kemarin jangan di pikirin ya. Anggep aja gue gak pernah ngomong apa-apa!!

Berbicara tentang yang kemarin, membuat Nata terus kepikiran. Ucapan Alfa terdengar tulus. Kenapa Alfa menyuruhnya tidak boleh memikirkan ucapan kemarin.

'Karena gue suka lo Anatasya'

Jadi perkataan Alfa kemarin tidak benar? Kenapa hati Nata seakan ada yang sakit saat Alfa menyuruh melupakan perkataannya.

Alfa pria asing yang selalu ada saat Nata sedang susah. Seseorang yang Nata tidak menganggapnya sama sekali. Dan sekarang Alfa seakan menempati ruangan khusus di hatinya.

"Apa gue pantas bahagia? Gue takut dia juga pergi karena semua orang yang gue sayang selalu pergi" Nata menatap ke arah jendela.

Tidak terasa satu tetes air mata lolos. Mengingat semua kenangan pahit dalam hidupnya.

~~~~~

Suara bell membuat Nata harus cepat-cepat membuka pintu. Dengan malas Nata membuka pintu dengan kasar. Nata mebulatkan matanya. Melihat seseorang tersenyum sambil menenteng makanan di depan pintu apartemennya.

"Dari mana lo tau tempat tinggal gue?" tanya Nata tidak percaya melihat dia.

"Dari mbah google!" cengirnya.

Sebelum di suruh masuk. Dia sudah nyelonong ke dalam apartemen Nata.

"Cukup nyaman. Nih buat lo, belum makan kan?" Ia melihat sekeliling apartemen Nata.

Nata bingung dengan tingkahnya. Membuat Nata bingung. Sebenarnya apa arti perhatiannya kepada Nata. Selalu datang saat Nata butuhkan.

Bahkan kata kemarin masih membekas. Ada rasa menggelitik di dada Nata saat mendengarnya. Namun sebuh pesan menghilangkan rasa itu seketika.

"Ngapain ke sini?" tanya Nata dingin

"Ya mau ketemu lo lah. Nih gue juga bawa makanan banyak. Jangan lupa dimakan. Gak usah kesekolah. Lo istirahat aja. Ok" ucapnya.

"Lo siapa?" tanya Nata dengan senyum miringnya.

"Musuh jangan. Temen bolehlah. Kalau di anggap pacar boleh banget. Kalo tunangan luar biasa. Apalagi kalau di anggap suami lo!" katany dengan terkekeh.

"Al, ucapan lo kemarin..."

"Gak usah diinget. Angep gue gak pernah ucapin kata itu. Kita masih tetep temenan kan?" tanya Alfa penuh harap.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang