Penampilan boleh berubah tapi tak dengan hati. Ucapan bisa menipu tapi tak dengan tatapan mata. Aku bisa melihatnya!.
~Roy andika wijaya~
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Saat nata meninggalkan rumah dengan raman. Nata seperti tertelan bumi, tak ada yang mengetahuinya. Tak ada yang tau nata kemana?. Meskipun roy dan dina tau bahwa mereka pergi ke london. Tapi tak mereka tak mengatahui kabar nata dan raman.
Nata gadis itu sedang sarapan bersama papanya. Hanya ada keheningan disana hanya ada suara sendok yang bertautan dengan piring.
Nata gadis itu berbeda ketika 3 tahun yang lalu. Rambunya yang panjang menjadi pendek sebahu. Bajunya yang sederhana menjadi baju yang mahal. Gayanya yang anggun menjadi tomboy. Senyumnya yang manis tapi kini hanya senyuman miring dan sinis yang ada di bibirnya. Ucapannya yang lembut menjadi kasar dan tajam seperti pisau. Wajah yang selalu ceria hanya menampakan raut datar. Raman selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tak memperhatikan nata. Ia hanya memberi uang dan uang.
"Pah, nata mau ke indonesia. Nata pengen sekolah disana" ucapan nata dengan sedikit takut. Meskipun banyak perubahan nata tetap menjaga ucapannya kepada papanya.
Raman hanya menghela nafas. Sudah berapa kali nata mengucapkan itu tapi raman tak pernah mengijinkannya. Nata memang merindukan dina dan roy. Nata kehilangan kontak mereka. Nata tak tau bahwa raman yang telah membuat semua itu. Raman tak ingin berurusan dengan dina. Meskipun ia merindukan putranya roy.
Raman memilih nata karena roy bisa mengurus dina. Ia tak setega itu membuat istrinyaenderita ralat maksudnya mantan istri.
"Pah" rengek nata dengan mata yang berkaca-kaca. Meskipun nata seperti sekarang sangat berbeda. Namun tingkah lakunya tak pernah berubah saat bersama keluarganya.
"Iya, papah ijinkan nata pergi ke indonesia. Tapi....jalan lupa kasih kabar"jelas raman membuat senyum terbit di bibir nata.
"Pah, kalo nata tinggal sama mamah boleh?" tanyanya ragu. Ia takut raman marah dan tak jadi mengijinkannya ke indonesia.
"Iya"sungguh perkataan raman membuat lebahagian nata dua kali lipat.
Dengan perasaan senang, nata berdiri dari duduknya menghampiri raman. Nata memeluk raman dengan sangat erat dan raman mengusap putrinya sayang.
"Nata sayang papah"
"Papah juga sayang nata"
=======
Akhirnya setelah sekian lama nata menginjakan kakinya di indonesia. Nata mengenakan pakaian yang jauh dari kata feminim.
Nata telah mengabari roy kakanya. Ia mendapatkan nomor telpon roy dari raman. Kenapa raman tak memberi tau bahwa ia mempunyainya. Rasanya nata sangat kesal kepada raman. Rasa kesal itu perlahan hilang saat nata ingat bahwa ia akan bertemu roy dan dina.
Nata telah menunggu sekitar lima belas menit. Namun roy belum datang juga. Dengan perasaan kesal nata mondar mandir dari tadi. Sampai ada seseorang yang ingin lewat. Nata belum menyadarinya, sehingga nata menabrak cowok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
RandomKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...