PAGE 1

688 80 26
                                    


Decit sepatu hitam mengkilat itu benar-benar sangat berisik, tapi untungnya suara decitan ini mampu teredam oleh hiruk pikuk ruang rapat utama gedung tiga puluh lantai yang terletak di jantung ibu kota. 

Orang-orang berpakaian rapi dan formal, para pria dan wanita mengenakan setelan bisnis yang dominan gelap. Mereka semua memiliki rupa yang menawan, tegas, dan postur tubuh yang tegap tanpa cacat.

Semuanya menggunakan kartu penunjuk identitas yang sama. Foto diri resmi, nama divisi, barcode, dan nama instasi, tercantum dengan jelas di tanda pengenal.

Domestic Agent Forces adalah badan intelijen yang awalnya berdiri sebagai perusahaan swasta. Perusahaan didirikan untuk menyediakan pelayanan pertahanan dan keamanan kepada orang-orang yang tertarik untuk menggunakan jasa mereka. 

Karena reputasinya cukup bagus, saat ini DAF telah dikontrak oleh negara. Mereka membantu tugas kepolisian dan BIN jika dibutuhkan. Sedangkan masyarakat sipil yang ingin menggunakan jasa mereka harus melewati prosedur pemeriksaan oleh negara. Sederhananya, setiap kegiatan yang berlangsung didalamnya diawasi oleh pemerintah secara langsung.

Resmi terdaftar di Domestic Agent Forces tiga tahun yang lalu, dia berhasil meraih posisi sebagai asisten ketua tim satu dari Divisi Pasukan Khusus. Hal ini menunjukkan reputasinya yang tidak perlu dipertanyakan kembali. 

Park Sungjin adalah nama aslinya. Pria itu mengusap rambutnya kebelakang. Menandakan pikirannya yang sedang kalut. Pada hari ini, dia menunjukkan dahi yang penuh keringat dan sorotan mata yang terlihat lelah. 

Rapat yang membahas tentang kandidat direktur utama perusahaan itu selalu berujung pertikaian karena masing-masing tidak ingin kartunya kalah nilai. Sudah dua kali pengambilan suara yang sama berjalan dan hasilnya selalu nihil. 

Tidak masalah jika mereka hanya beradu mulut dan menggebrak meja, yang Sungjin khawatirkan adalah masing-masing dari mereka bisa saja menarik pelatuk pistol atau menggorok leher rekannya kapan saja. Selamat datang didunia politik intel.

Park Sungjin memperhatikan orang-orang yang keluar masuk ballroom, beberapa agen dari divisi berbeda bergerombol membicarakan strategi untuk rapat voting berikutnya, sedangkan sisanya keluar karena terlampau pusing menghabiskan kurang lebih empat jam dalam ruangan penuh perdebatan. 

Lalu dia bagaimana? Tentu saja lebih memilih keluar ruangan. Park Sungjin sama sekali tidak ingin ikut terlibat dengan drama perusahaan.

Setelah melaporkan berita acara rapat malam itu kepada ketua tim satu Divisi Pasukan Khusus, Sungjin langsung menuju gedung apartemennya yang tidak bisa dibilang sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melaporkan berita acara rapat malam itu kepada ketua tim satu Divisi Pasukan Khusus, Sungjin langsung menuju gedung apartemennya yang tidak bisa dibilang sederhana. 

Berderap naik ke lantai sebelas dengan tergesa-gesa karena ingin mengetahui apa saja yang dilakukan 'teman-temannya' seharian. 

Dia menekan kombinasi nomor sandi sebelum pintu apartemen itu terbuka lebar. Sungjin langsung dihadapkan pada ruang tamu super luas yang untungnya masih rapi dan baik-baik saja, dan juga seorang pria yang nyenyak tertidur dengan bungkus cheetoz diatas perutnya.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang