PAGE 60

114 19 1
                                    

Cuaca cukup terik dan dipenuhi dengan kumpulan awan di atas sana. Dua orang laki-laki berjalan santai di area pedesaan, di bawah pohon sakura yang bunganya sudah habis dan digantikan oleh ribuan daun hijau. Beberapa daun yang kering jatuh terbawa angin musim panas. Namun, daun yang berjatuhan itu masih belum sebanyak di bulan November.

Aspal di sini masih terasa lembab. Mungkin hasil hujan dari semalam. Sayang bagi Vernon karena hujan datang lebih dahulu daripada dirinya. Pria itu sangat menyukai hujan dan juga waktu-waktu setelahnya. Dalam tirai rintik air, mata manusia tidak akan bisa melihat dengan jelas. Pandangan akan sedikit mengabur sehingga kau akan kesulitan untuk melihat wajah orang lain.

Vernon tidak perlu menyembunyikan semua hal yang dia pendam. Dia bisa bebas mengeluarkan raut wajah yang dia mau tanpa perlu khawatir akan pandangan orang-orang.

'Karena berteduh dibawah hujan bisa menyembunyikan air matamu'

Kata seseorang pada saat itu. Seseorang yang mengubah hidupnya.

Vernon menenteng ranselnya di punggung. Isinya tidak banyak. Hanya satu buku catatan, satu paket kimono untuk pria, beberapa pakaian ganti, kain untuk membersihkan katana, dan sebuah surat.

Jackson sudah lebih dahulu berangkat menemui teman-teman lamanya bersama dengan Yiseul. Jackson harus menyelesaikan masalah antara dia dan teman-temannya. Karena jika tidak, masalah yang besar tidak akan pernah bisa diselesaikan.

Temannya itu juga bilang kemarin bahwa akan memberi kabar. Vernon hanya perlu mencari telepon umum dan menghubungi Jackson duluan. Maka dari itu, sekarang dia bertolak ke Jepang, tepatnya ke Desa Nagamachi yang jauh dari peradaban modern Tokyo.

Tetapi sebelum itu, dia dan pengawalnya dari Hongkong yang bernama Xiaojun menyempatkan diri untuk mampir ke pusat pelatihan kendo di Okachimachi. Sekedar melihat-lihat bagaimana proses latihan dan potensi anak-anak didik baru.

Setelah itu, keduanya pergi ke Istana Kanazawa. Gerbang raksasa yang merupakan benteng menuju Desa Nagamachi. Pemimpin Bushi Hideaki dari seluruh penjuru dunia akan melewati jalur ini sebelum bertolak ke rumah utama Akira Kawamoto-sama, pendiri Bushi Hideaki.

Pedang Vernon dikirimkan terlebih dahulu diam-diam tengah malam tadi karena sangat beresiko ketahuan jika dibawah serta bersamanya. Sekali-kali dia ingin datang sebagai turis biasa saja, bukan barang selundupan.

"Rumah keluarga Takada"

Vernon mengucapkan kalimat itu kepada satu penjaga gerbang Kanazawa. Penjaga itu terlihat mengantuk dan gerakannya lambat. Mungkin dia sempat kebagian tugas untuk berjaga saat malam dan penggantinya belum keluar sampai pagi ini.

Pintu gerbang terdiri dari dua pintu kayu besar berwarna merah. Di masing-masing pintu ada satu karakter huruf Jepang, jika pintunya ditutup maka akan terbaca sebagai "Bushi". Gerbang itu dikokohkan dengan adanya pilar batu yang mengapit pintunya.

Ketika dua pintu gerbangnya dibuka, Vernon dan Xiaojun mulai memasuki area Istana Kanazawa. Belum sempat menembus sisi seberang, Vernon sudah dihampiri oleh penjaga gerbang yang lain.

Orang yang mengenakan jas hitam dengan kemeja putih itu memberikan sesuatu kepada Vernon. Tangan kanannya memegang dua pedang kembar miliknya, dan di tangan kiri ada pedang milik temannya. Dia menyerahkan dua jenis senjata tajam itu dengan posisi punggung sedikit menunduk.

Pemuda itu lantas mengambil kedua katananya dan langsung bergegas masuk. Dia menoleh kebelakang memastikan Xiaojun ikut serta.

Setelah berjalan lurus di daerah yang mirip hutan ini, mereka menemui dua jalan yang saling menyimpang. Di tengah jalan itu terdapat patung Buddha Gautama yang dipercaya akan selalu menjaga tempat ini dari roh-roh jahat.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang