PAGE 64

80 16 0
                                    

Kedua orang itu memperhatikan setiap folder yang masuk ke dalam komputer mereka. Satu-persatu secara bertahap berpindah dan tersusun rapi sesuai ketegori masing-masing. Jae dan Mark tidak berhenti bekerja dengan sepasang mata tetap fokus pada layar komputer. Jemari mereka juga tak henti-hentinya menari di atas keyboard dan mouse.

"Bagaimana keadaan mereka berdua?", Mark bertanya kepada Hyunsik yang berada di belakang keduanya, "Aku tidak mendengar apapun"

"Jangan panik, aku akan ambil alih", Hyunsik berjalan menjauh dari Mark dan mencari tempat duduk sendiri di meja yang sama, "Kau fokus saja dengan bagianmu"

Mark tidak menjawab. Mau dipaksa seperti apapun dia tidak akan bisa tenang. Masalahnya Yiseul masih belum keluar dari gedung, Jinyoung juga belum memberikan kabar apa-apa. Bagaimana kalau misalnya mereka tidak berhasil keluar? Mark bersumpah akan lari dari tempat ini dan menuju ke gedung DAF kalau sampai ada yang terjadi pada mereka.

"Jinyoung-ah, status?", tanya Hyunsik.

"Mereka belum keluar", suara Jinyoung keluar dari laptop yang berada di tengah-tengah meja, "Tidak ada jawaban dari keduanya. Aku yang akan terus menghubungi mereka"

Mark yang terbelenggu pada perangkat komputernya itu sontak mengalihkan pandangan dari layar ketika turut mendengar informasi dari Jinyoung. Jaebum yang juga hadir disana, bersendekap sambil melihat ke arah Mark.

"Mark hyung, lanjutkan memilah foldernya", Jaebum mengeluarkan peringatan kepada Mark yang sudah mulai hilang fokus. Mau tidak mau, Mark kembali bekerja meskipun setengah pikirannya sedang berada di tempat lain.

Hyunsik berdeham sebelum memberi perintah, "Baiklah, kerja bagus. Terus lakukan update tentang kondisi mereka secara berkala"

"Siap", jawab Jinyoung sebelum laptop itu tidak mengeluarkan suara lagi.

Jae yang juga diawasi Sungjin mulai mengerucutkan folder-folder yang berkaitan dengan pemerintah terutama presiden dan menteri pertahanan. Mark juga melakukan hal itu dengan metode yang sama pula. Keduanya mengatur beberapa kata kunci dan membuka seluruh foldernya. Yang awalnya ada ratusan, lama-kelamaan berubah menjadi puluhan juga belasan.

Setelah beberapa detik komputer itu bekerja, sebanyak lima folder terindikasi sebagai folder yang cocok dengan algoritma yang telah dipasang Jae dan Mark.

"Done", Jae meregangkan otot jari dan lengannya yang Lelah.

---

Kedua orang yang terduduk di lantai itu sontak diam tak bergeming. Dua tangannya yang berusaha memberi tekanan kepada luka tembak itu otomatis sedikit mengendur karena pikirannya yang tiba-tiba kosong.

Lee Junhyeok hampir menyerah ketika merasakan sakit yang awalnya berada di punggung mulai menjalar ke seluruh tubuh bagian atasnya. Sekujur ototnya terasa nyeri begitu saja, tetapi dia tetap menahannya supaya tidak kehilangan kesadaran.

Melihat seseorang itu berdiri di ambang pintu membuat rasa sakitnya bertambah berkali-kali lipat. Apakah degup jantung yang semakin cepat membuat peredaran darahnya bermasalah? Sepertinya begitu.

Wanita itu cuma diam dan tidak bergerak sedikit pun. Tangannya sudah tidak berada di gagang pintu, pun tubuhnya masih berada di luar ruangan. Dia tidak melangkah masuk dan tetap diam disana sementara ponsel berada menempel di telinganya sedari tadi.

Yiseul hanya memperhatikan penampilan Hwang Hana yang sepertinya tidak cukup rapi untuk pakaian orang kantoran. Melihat dari rambut pendeknya yang mencuat kemana-mana, sepertinya dia juga habis berlari.

Hana melihat kedua orang yang sekarang terjepit situasi tersebut. Lalu arah matanya beralih kepada luka Junhyeok yang sepertinya makin dibanjiri darah. Tatapan itu jatuh bergantian antara Junhyeok dan Yiseul. Sedangkan ekspresi Hana sama sekali tidak bisa dibaca oleh Yiseul.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang