PAGE 38

122 26 2
                                    

Hari kemarin

BRAK!!

Tiada rasa puas yang dapat menandingi ketika pukulan tangan ini sukses membuat hidung orang itu retak. Meskipun sudah terlihat jika cedera yang diakibatkan lumayan fatal, pria itu masih bisa menegakkan kepalanya. Memang lawan yang tangguh.

Bambam mengambil kursi dan lantas duduk tepat di depan teroris yang mereka tangkap sebelumnya.

"Cukup dengan basa-basinya. Sekarang katakan kepada kami, siapa dalang dibalik penyerangan kemarin?"

Karena tak kunjung ada jawaban, sebilah pisau tegak menancap kedalam paha si pria.

"Aa!", teriaknya, "Aku— katakan pun...akan— percuma!"

Pria itu mengambil nafas dengan sulit, "Bos ku pasti sudah mengambil langkah sejak kemarin"

Bambam tentu saja tidak menyerah begitu saja. Dia secara otomatis langsung mendorong pisau itu untuk menusuk lebih dalam. Sementara si pria berteriak kesakitan, Jaebum dan Mark hanya berdiri dengan tenangnya menunggu sampai si pria buka mulut.

Bambam tidak berhenti begitu saja, dan terus memutar gagang pisau itu, "Kami tidak peduli. Yang kami inginkan hanyalah sebuah nama. Cepat katakan!"

"Atalanta!"

"Atalanta?", tanya Bambam.

"Itu nama organisasi kami", jawab si pria, "Basis kami ada di Asia. Kami adalah kelompok mafia besar dan bersedia untuk bekerja bagi siapapun yang mau membayar"

Mark pun memutuskan untuk ikut serta dalam pembicaraan mereka, "Ada urusan apa kelompok kalian disini?"

Si pria sempat gugup dan berbisik kepada dirinya sendiri, "Bos akan membunuhku"

Bambam memukul kembali orang itu, "Apa alasannya?!"

"Pimpinanku bilang ada yang menyewa kita untuk membuat gaduh gedung teater! Tepat setelah pria itu mati..."

"Siapa yang membayar kalian?", Bambam menarik kerah kemeja pria itu seakan mencekik lehernya sampai patah.

"Yoon Gunwoo!", nafas si pria semaking tersengal, "Dia direktur perusahaan keamanan Korea yang baru saja dilantik"

"Direktur Domestic Agent Forces Korea?"

Bambam menoleh ke arah Jaebum yang baru saja bertanya, "Hyung, perusahaan itu..."

"Hah...", Mark mengusap kepalanya tanda jenuh, "Sepertinya kita tidak akan bisa lepas dari urusan perusahaan itu"

Kemudian si pria melanjutkan, "Aku hanya tahu nama itu. Aku sama sekali tidak mengerti motifnya. Aku tidak bisa memberitahu apapun lagi—"

DOR!

Jaebum sontak melepaskan pemicu senjata itu. Gema muntahan pelurunya masih terdengar ditelinga mereka.

Setelah pria itu terkapar dengan lubang menganga pada kepalanya, Jaebum mengantongi kembali senjata api miliknya, "Gali satu lubang. Ayo kita kuburkan orang ini sebelum mayatnya membusuk"

Bambam pun segera mengangkat bagian atas badan pria itu dan menggeser jasadnya keluar ruangan tanpa berkomentar apapun. Mark yang sama sekali tidak tahu apa yang ada dipikiran Jaebum lantas bersuara.

"Lalu setelah itu?"

"Kita pergi mencari tempat baru", jawab Jaebum, "—juga identitas baru. Lupakan tentang apa yang terjadi belakangan ini"

"Kau serius?", tanya Mark, "Bagaimana dengan Sungjin dan teman-temannya? Kata pria tadi, Park Sungjin sudah menjadi target mereka dan cepat atau lambat orang-orang Atalanta akan mendatanginya. Kau tidak mau memberi peringatan?"

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang