PAGE 40

106 20 4
                                    

"Aku baru saja mau menghubungimu", wanita itu masuk ke dalam mobil dengan santai layaknya sudah menjadi kebiasaannya sehari-hari.

"Benarkah? Siapa yang memberitahumu?", Sungjin dari balik kemudi menyetir dengan hati-hati sambil melihat keadaan di sekitarnya.

"Mark Tuan"

Nama itu lolos dari bibir Yiseul selagi dia mengenakan jaket dan mengenakan tudungnya. Harusnya Sungjin bisa merespon biasa saja, tapi entah kenapa ada sedikit perasaan tidak suka ketika wanita itu menyebutkan nama pria lain khususnya nama Mark. Ada yang salahkah dengan dirinya? Dia juga tidak tahu apa yang terjadi padanya.

Sungjin bolak-balik memeriksa kaca spion itu, "Oh, baguslah..."

"Teman-temanmu bagaimana? Mereka sudah diberitahu?"

"Sudah. Aku menyuruh seniorku, Ryu Hyunsik, untuk menjemput mereka. Sampai saat ini mereka belum bisa dihubungi. Aku jadi agak khawatir"

"Mungkin mereka sengaja mematikan alat komunikasi. Kau tahu kan, peringatan Mark dan Jaebum cukup tiba-tiba juga, dan aneh"

Mereka berhenti tepat dibawah lampu merah. Satu alamat yang diberikan Mark dan Jaebum tercetak kuat dalam otak keduanya. Yiseul sontak mengeluarkan suara tawa singkat yang ditangkap oleh telinga Sungjin.

"Kenapa? Kurasa situasi saat ini tidak cocok untuk ditertawakan?", tanya Sungjin.

"Lucu saja", jawabnya, "Kenapa bisa kita percaya begitu mudahnya dengan sekawanan bandit negara? Rasanya aneh saja membayangkan penjual ganja ilegal bekerja sama dengan polisi dan intel terbaik Korea, benar bukan?"

Sungjin mengangguk mengerti, "Yah, sepertinya sekarang akan lebih susah untuk menentukan mana sekutu dan mana musuh. Nyatanya orang-orang kantorku sudah berubah menjadi kerumunan orang brengsek. Dari sekali lihat kemarin banyak orang-orang yang memandanganku dengan pandangan ganjil, entah karena mendengar aku gagal dalam investigasi atau karena memang ada rumor aneh tentangku yang disebarkan di perusahaan. Kalau kau bagaimana?"

"Hmm bagaimana ya... Tetap berada ditempat yang baik memang lebih bagus. Tetapi melihat dari dua sisi juga penting. Kami, polisi, dituntut untuk menghadapi resiko sebesar apapun itu. Jujur saja, aku juga penasaran bagaimana yang satu ini akan berakhir"

Sejujurnya alasan sebenarnya bukanlah itu. Pada malam saat misi Hongkong, hidupnya bisa saja berakhir disana. Dia belum pernah membayangkan kematian sebelumnya. Tetapi merasakan bagaimana nyawanya berada di ujung tanduk membuat adrenalinnya naik drastis.

Jika saja orang itu tidak disana, Yiseul tidak akan bisa mencicipi kopi pada pagi hari ini. Mungkin ini akan terdengar gila, namun ketika Mark dengan gesit menaruh punggungnya sebagai tameng, disaat itulah Yiseul berani menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Im Jaebum dan kawan-kawannya. Kalau mereka orang yang tidak patut dipercaya, Mark tidak akan mau mengorbankan diri seperti itu.

Orang-orang yang sangat menghargai comerade-nya, memiliki nilai lebih dimata Kim Yiseul.

Lamunannya lalu dihentikan oleh orang dibalik kemudi, Park Sungjin, yang mulai menginjak pedal gas, "Jadi, menurut hipotesamu, kira-kira siapa orang sinting yang mengejar-ngejar kita ini? Kelompok yang sama dengan yang kita hadapi di Hongkong"

Sebelum wanita itu menjawab, mereka dikejutkan dengan datangnya mobil hitam besar dari arah kiri perempatan jalan. Para pengguna jalan yang lain secara otomatis melihat kejadian yang akan datang ini.

BRAK!!!

Tabrakan tidak bisa dihindari.

Mobil yang dikendarai Sungjin tergeser belasan meter menjauhi perempatan jalan ke arah kanan. Mobil hitam yang menabrak kendaraan mereka seperti terus mendorong mobil Sungjin lebih jauh lagi. Suara berisik dari insiden itu masih bertahan sampai salah satu mobil terjepit di antara mobil hitam dan badan jalan. Pengguna jalan masing-masing menjauh dan ada juga mendekat. Menyaksikan kekacauan yang berada di tengah kota.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang