PAGE 27

118 30 4
                                    

Selebaran undangan berserakan di atas meja. Suara kipas raksasa beradu dengan suara kertas yang bergesekan dengan jari-jemari. Beberapa dari mereka membuka undangan di tangan. Bukan undangan berisi semacam tiket masuk menuju suatu tempat.

Tempat itu bernama Hongkong Cultural Center. Ada alat-alat musik orchestra yang tentunya akan dimainkan bersamaan dengan penyanyi-penyanyi bersuara melengking. Judul yang tertera adalah Fund Raising & Musical Theater.

"Acara amal?"

Kedua manik mata Park Sungjin meraba-raba setiap ketikan rapi dari undangan tersebut. Memastikan betul apabila informasi yang tertera disana benar adanya. Jam sembilan malam tepat. Busana formal dan jangan lupa membawa undangan. Begitu katanya.

Sungjin bertanya sekali lagi, "Dapat darimana ini?"

Im Jaebum yang sedang ada disana juga sebenarnya tidak mengerti bagaimana seorang Choi Youngjae bisa mendapatkan semua ini. Aksesnya dengan dunia luar memang bukan main.

"Undangan ini dikirimkan ke perusahaan-perusahaan besar. Lalu direktur dari perusahaan besar itu harus mengirimkan beberapa perwakilannya untuk menghadiri acara ini"

Jaebum mengibaskan undangan itu beberapa kali didepan wajahnya, "Kita hanya perlu satu undangan, Mark hyung akan mencoba menciptakan ini semirip mungkin. Membuat perhitungan lalu meniru kodenya. Singkatnya jadilah kertas-kertas tiruan yang mirip tanpa cacat"

"Tidak perlu banyak orang untuk masuk ke dalam gedung. Cukup empat orang, dua dari tim mu dan dua dari tim ku. Dengan begitu satu orang bisa ditempatkan di masing-masing kategori tempat duduk", Park Jinyoung, yang turut serta berkumpul, pun mengambil satu undangan disana.

Sungjin nampak berpikir keras, sekali-kali bertukar pandang dengan Kim Wonpil disampingnya, "Kalau begitu, biar aku dan Kim Wonpil yang mengajukan diri"

Jaebum lantas mengangguk diikuti oleh Jinyoung,"Baiklah, dari kelompok kami, Jinyoung dan Mark yang akan masuk bersama kalian berdua"

Lalu dia melanjutkan, "Kurasa sampai disini dulu, tiga hari sebelum besok pagi, kita harus bertemu lagi di bengkel ini untuk menyusun rencana susulan. Mark akan membuat pemetaan untuk operasi utama. Sebagai catatan, kita semua harus mempelajari jalanan ibu kota"

"Jangan khawatir", balas Sungjin singkat. Dia berdiri bersamaan dengan Wonpil dan pergi dari tempat itu.

---

Tiga hari setelahnya, kegiatan tetap sama saja. Keluar dari penginapan dan jalan-jalan. Teman-temannya sudah mengerti berbagai macam belokan jalan kecuali Park Jaehyung. Karena nantinya ia yang akan menghubungkan komunikasi antar tim di markas. Jadi kemungkinan dia berada di luar juga sebenarnya kecil.

Jalanan Hongkong selalu ramai, tidak peduli akhir pekan atau bukan. Pria itu mungkin sudah memutari tempat yang sama sebanyak empat kali? Atau lima? Entahlah, yang penting dia sudah cukup mempelajari kemana setiap jalan mengarah. Terkadang dia akan bertemu Mark atau Dowoon atau Jinyoung di persimpangan. Sama-sama belajar tentang jalanan. Tetapi mereka tidak saling sapa, pura-pura tidak kenal saja.

Park Sungjin memang sengaja keluar saat matahari mulai pulang ke arah barat. Dengan begitu, dia bisa sekalian mengunjungi Jaebum ketika sudah masuk jam malam. Banyak orang lalu lalang saat malam hari. Macam-macam etnis berkumpul disini sambil berbelanja dan mungkin juga hanya berkeliling menghibur diri.

Akan tetapi, di tengah perjalanan yang tenang itu. Sungjin berpapasan dengan seorang pria. Awalnya dia kira orang itu akan menabraknya, tapi nihil. Orang itu justru menempelkan sebuah brosur di dadanya yang mau tidak mau harus Sungjin tangkap sebelum kertas itu jatuh ke tanah.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang