PAGE 42

105 19 4
                                    

Satu cangkir kopi hitam diletakkan di atas meja. Minuman panas itu mengeluarkan uap hangat yang mampu membuat tenang seseorang yang meminumnya. Lampu di dalam ruangan ini cukup terang dan tidak remang-remang. Meskipun tidak ada stiker dinding dan lantai keramik, ruangan dengan luas dua belas meter persegi ini mampu memberi tempat perlindungan. Penghangat ruangan, pantry, dan seperangkat meja kursi sebagai bonusnya.

"Jadi, kau kenal Im Jaebum sudah lama ya?", Park Sungjin membuka percakapan itu setelah dia meneguk kopi tanpa peduli panasnya bagaimana.

Setelah duduk dan lukanya dibersihkan, dia menceritakan dengan detail apa yang terjadi kepadanya. Begitu pula teman-temannya. Delapan orang sudah menempati tempat duduk masing-masing dan berusaha untuk mencari kenyamanan masing-masing.

Pemuda yang akrab disapa Bang Chan ini mengangguk dengan pasti, "Ya, bahkan sudah tujuh tahun aku mengenal Im Jaebum dan hyung yang lain. Mereka seperti seniorku"

"Siapa orang tuamu?"

Pertanyaan dari Yiseul tentu saja membuat orang-orang menjadi bisu. Mereka semua melihat kapten polisi itu dengan pandangan memastikan 'apakah pertanyaan itu sungguh perlu?'

"Haha, tolong jangan tersinggung ya", Wonpil menepuk sebelah pundak Chan sembari tertawa canggung, "Dia anggota kepolisian, jadi pertanyaannya mungkin agak...personal. Kau tahu kan rata-rata polisi di Korea itu sangat mengganggu?"

"Apa katamu?!", Yiseul yang merasa tersinggung langsung meninggikan nada suaranya dengan salah satu tinjunya siap melayang.

"Ah sudah, tidak masalah", Chan tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang rapi, "Orang tuaku sudah lama meninggal karena sakit"

Semua orang hanya diam mendengarkan sementara Chan melanjutkan ceritanya, "Aku lahir di Australia. Setelah orang tuaku meninggal, aku dengan satu orang temanku pergi ke Korea. Begitu banyak hal yang terjadi sampai akhirnya kami bertemu banyak orang termasuk Im Jaebum"

Brian dari sudut meja yang lain sedikit menjorokkan badannya, "Siapa temanmu yang lain?"

"Ada delapan orang yang lain, dan terakhir aku cek tidak semuanya berada di Seoul. Well, kasarnya, kami anak jalanan, jadi semua fleksibel soal tempat tinggal"

"Lalu, ibu pemilik tempat ini?", tanya Ryu Hyunsik.

"Wah, seharusnya aku tidak boleh bilang", Chan berdecak pasrah, "Aku juga tidak tahu kalian akan percaya atau tidak. Dia salah satu anggota mafia, tapi maaf ya aku tidak bisa memberi tahu kalian nama organisasinya. Jangan khawatir, dia teman kita. Jadi tidak perlu takut akan terjadi sesuatu yang buruk atau semacamnya"

Yiseul pun berpikir bahwa hanyalah dia, Sungjin, dan Hyunsik lah yang secara resmi merupakan anggota penegak keamanan dibawah pemerintah Korea. Berada di lingkungan seperti ini sangat jarang bagi Yiseul, namun dia tidak yakin dengan Sungjin dan Hyunsik, mereka berdua sudah pasti punya banyak teman mafia.

Jujur ini menjadi pengalaman yang menarik bagi polisi wanita itu. Ternyata, orang-orang yang biasa dianggap sampah masyarakat, justru juga hidup dan berkomunikasi layaknya manusia pada umumnya. Bukti otentik adalah saat seperti ini. Mereka saling membantu untuk menyelamatkan nasib yang lain. Mereka berani, loyal, dan tidak ragu.

---

Mereka menghabiskan waktu kebanyakan dengan kesunyian. Mau bagaimana lagi, mereka canggung karena memang tidak mengenal dekat satu sama lain. Chan hanya diam, lalu sebentar mengecek telepon genggam sebelum menyesap kopi panas lagi. Omong-omong ini sudah cangkir kedua miliknya.

Oh iya, saat ini mereka sedang menunggu dua teman Im Jaebum, yaitu Bambam dan Yugyeom yang akan menjemput mereka kemari. Tidak disebutkan detail pada jam berapa mereka akan datang.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang