"Sudah kubilang jangan mencari-cari masalah", ucap orang berseragam bengkel pesawat itu.
"Ayolah hyung. Kau tidak akan kena masalah. Kau hanya perlu memberiku informasi dan aku akan pergi dengan damai. Aku janji", Kim Wonpil tidak pernah menyerah dalam mengorek informasi dari kawannya itu.
Boleh jadi pria yang bekerja di hanggar ini sehari-hari berkutat dengan turbin-turbin pesawat, padahal sejatinya ia masih aktif didalam perserikatan mafia Jepang yang sudah kenal Wonpil bertahun-tahun lamanya.
"Kalau bosku tahu aku membicarakan tentang kelompok ini, maka tamatlah riwayatku"
Wonpil masih kukuh untuk membujuknya, "Ini hanya antara aku dan kelompok mafia Hongkong. Mafia Osaka tidak akan kena masalah. Kumohon..."
Orang itu memandang Wonpil dengan iba, "Ya ampun, jangan keluarkan ekspresi itu. aku benci", pria itu kemudian melihat sekelilingnya, "Mungkin kau akan menemukan mereka di wilayah Tsim Sha Tsui. Temanku sering melihat anak buahnya disana. Mereka biasa disebut dengan Team Wang di Hongkong"
Setelah itu, Wonpil mengeluarkan senyum sumringah, "Seharusnya katakan itu dari tadi hehe. Terima kasih hyung"
Sebelum Wonpil kembali ke mobil, temannya berkata, "Hati-hati dengan apa yang akan kau lakukan, Kim Wonpil. Aku tidak bermaksud untuk mencampuri urusanmu, aku sama sekali tidak berminat. Tapi ingat jika mafia Wang ini tidak suka dihalang-halangi"
"Baiklah. Jangan khawatir", Wonpil mengangguk dan mengucap salam pisah kepada kenalannya itu.
Saat kembali ke mobil van milik teman-temannya. Wonpil sudah disambut dengan Dowoon dan Sungjin yang sudah menunggunya sedari tadi.
Sungjin adalah yang pertama kali menyadari kedatangan Wonpil, "Sudah selesai? Bagaimana?"
"Kemungkinan bisa dicari di sekitar wilayah Tsim Sha Tsui. Salah satu tempat di Hongkong yang lumayan padat penduduk"
"Baiklah kalau begitu", katanya, "Aku akan hubungi Im Jaebum"
Ketika Sungjin sedang mengirim email kepada Jaebum, Dowoon tiba-tiba saja bergegas pamit karena katanya dia lupa untuk memberi makan anjing peliharaannya yang dibiarkan berkeliaran di jalanan. Masih saja polos dan pelupa, seperti biasa.
Wonpil sendiri sudah menahan rasa penasarannya dari lama. Entah apa yang mendorongnya untuk berani bertanya kepada Sungjin.
"Hyung. Soal Kim Yiseul. Apa dia juga boleh tahu?", tanya Wonpil hati-hati.
Sungjin sontak menghentikan kegiatannya berkirim email. Tanpa menoleh ia menjawab, "Dia pasti marah besar jika tahu aku bekerja sama dengan orang jahat seperti Jaebum. Kita tidak bisa mempercayai orang luar begitu saja Wonpil, termasuk Yiseul yang statusnya adalah kapten polisi, meskipun dia berada dipihak kita. Jadi, untuk sementara dia tetap ditugaskan di Korea. Hyunsik dan Junhyeok akan mengawasinya"
Lalu Sungjin memikirkan tentang dokumen berwarna abu-abu yang masih mengganggu akal sehatnya, begitu banyak pertanyaan belum terjawab,
"Dokumen itu harus kita bawa pulang dan harus dianalisis kebenarannya jika masalah di Hongkong sudah selesai"
Wonpil dan teman-teman yang lain sudah tahu tentang dokumen bersampul abu-abu itu dari cerita Sungjin kemarin. Wonpil masih tetap menatap dan memperhatikan tingkah laku Sungjin. Jemarinya masih menekan tombol keyboard laptop, tapi ada jeda cukup lama diantaranya. Wonpil tahu jika Sungjin memang resah. Dia pun memaklumi, rencana ini terlalu abstrak. Bahkan Wonpil bisa menilai kalau kemungkinan keberhasilannya adalah tidak ada. Entah gagal karena dikhianati oleh Jaebum, atau karena kebengisan kelompok Wang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETED
FanfictionGot7 x Day6 fanfiction Mystery, Crime, and Thriller AU Ketika berbohong akan tercipta kebohongan yang lain untuk menutupi dusta yang telah lalu. Kita semua hidup dalam kepalsuan. Semua yang nampak hanyalah ilusi dan delusi semata. Sebuah sekat denga...