"Aku baru tahu ternyata pasien VIP sama sekali tidak ada bedanya dengan pasien kelas biasa"
Salah satu perawat wanita itu menghentakkan kakinya sebelum menaruh bokongnya pada tempat duduk. Nampan makan siangnya juga dihantamkan ke meja dengan sangat keras secara sengaja.
"Apalagi kali ini?", teman prianya yang merupakan dokter residen itu tetap memasukkan makanan ke dalam mulutnya, seakan hal-hal seperti ini sudah sering terjadi.
"Dia ngotot ingin ganti dokter", balas wanita itu.
"Benarkah? Kenapa? Dokternya jelek?"
Suster itu menghela nafas, "Ya"
"Jelek dalam artian apa? paras wajah?"
"Ya"
Residen pria yang menebak asal-asalan itu sempat tersedak oleh makanan karena tidak mengira jika jawaban anehnya ternyata benar. Kang Jaemi yang berada satu meja dengan mereka berdua pun juga tak bisa kabur dari rasa penasaran akan cerita pasien VIP ini.
"Jangan-jangan artis wanita yang baru masuk dua hari yang lalu ya?", tanya pria itu.
Temannya tetap menggerutu, "Tentu saja, siapa lagi. Dia bersikeras menolak tindakan medis jika bukan dokter Lee yang datang. Nenek lampir itu akan berteriak 'Aku tidak mau dokter jelek itu, aku ingin ganti dokter sekarang juga'. Aduh, benar-benar membuatku naik darah"
Jaemi meringis mendengar temannya yang tiba-tiba menirukan gaya pasien itu bicara. Dia berani bertaruh jika temannya mampu untuk meniru gaya bicara seantero petugas rumah sakit umum Jingwan ini. Tapi Jaemi tidak bisa menyalahkan si artis itu begitu saja, masalahnya dokter Lee yang dibicarakan ini memang lumayan ganteng.
Lee Junho nama lengkapnya. Laki-laki itu biasa nangkring dibagian kardiologi. Unit ini juga biasanya ramai kunjungan. Bukan dari pasiennya, melainkan dari petugas rumah sakit. Kadang Jaemi melihat perawat, petugas cleaning service, tidak jarang dokter spesialis, profesor, residen, dan anak-anak intern yang mondar-mandir tidak penting di lorong dan bagian resepsionis.
Karena berada di unit yang sama, Jaemi tentu saja hafal mana yang dokter kardiologi dan mana yang bukan. Dia pernah tercengang karena menemui dokter ortopedi yang menggunakan kamar mandi miliknya. Padahal unit ortopedi ada di sayap kiri rumah sakit. Benar-benar berkebalikan dengan unitnya.
Semua usaha seperti itu dilakukan hanya demi mengintip dokter Lee Junho bekerja. Memangnya bangsal mereka tidak pernah sibuk ya? Kenapa bisa sempat-sempatnya bertamasya ke tempat lain.
"Tapi mau bagaimana lagi", dokter pria itu meminum air putihnya seteguk, "Dokter Lee memang tampan, kuakui itu"
Jaemi lantas kembali membaca bukunya. Makan siangnya sudah selesai sejak tadi, dia hanya menunggu seseorang di sini sambil belajar tentang penyakit pembuluh darah seperti aterosklerosis, arteristis, varises, dan kelainan aorta.
Tidak jarang kegiatan membunuh waktunya ini malah jadi bahan olok-olokan oleh teman-temannya. Seperti sekarang ini, perawat wanita yang tadinya menggerutu itu mulai memaku matanya pada buku Jaemi.
"Aku kira dokter spesialis tidak butuh belajar lagi. Untuk apa belajar di waktu istirahat seperti ini? Kalau aku lebih baik makan dan streaming music video NCT"
Residen pria itu menimpali, "Hei, jangan bandingkan dokter Jaemi dengan dirimu. Levelnya sudah beda"
"Orang pintar memang beda ya", jawab perawat itu, "Eh, dokter Jaemi, katanya kau mau ketemu dokter Lee ya?"
Jaemi sukses menghiraukan buku bacaannya, "Iya, tahu dari mana?"
"Omo, ternyata benar"
"Tunggu sebentar", residen pria itu menghentikan kedua teman wanitanya, "Dokter Lee mau ketemu denganmu? Di luar jam kerja? Hmm aku penasaran ada apa ini"
![](https://img.wattpad.com/cover/153445061-288-k239374.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETED
FanfictionGot7 x Day6 fanfiction Mystery, Crime, and Thriller AU Ketika berbohong akan tercipta kebohongan yang lain untuk menutupi dusta yang telah lalu. Kita semua hidup dalam kepalsuan. Semua yang nampak hanyalah ilusi dan delusi semata. Sebuah sekat denga...