PAGE 7

196 36 31
                                    


Sehari setelah kekacauan yang terjadi di gedung DAF. Sudah belasan kali seorang Ryu Hyunsik hampir jatuh mencium lantai. Cukup banyak hari ini ia menyumpah karena kelabakan mengurus ruangan tim satu yang kebetulan terkena imbas serangan sekaligus mengatur ulang file-file digital yang tersebar acak diantara ribuan data lainnya.

"Sudah sampai mana?", Hyunsik langsung bertanya kepada orang yang dituju.

Sungjin tengah sibuk dengan tumpukan kertas, membolak-balik halamannya dan membaca tiap baris paragrafnya secara teliti, "Hampir selesai satu kotak file dan sisanya 25 kotak lagi"

Keduanya hanya mampu meringis pasrah. Bagaimana tidak, satu kotak file kurang lebih tingginya satu meter. Sejak sistem keamanan diserang oleh seorang cracker di waktu penyerangan, semua file digital juga ketumpahan sial. Programnya menjadi acak, tidak terorganisir dan amburadul seenak jidat. Karena banyak yang harus dipisahkan, setiap divisi diwajibkan membantu untuk mencocokkan file cetak dan file digital.

Staff keamanan membantu membersihkan kekacauan di gedung dan memindah fasilitas lain ke tempat sementara. Teknisi IT harus bekerja lebih keras mengingat virus yang disebarkan sukar untuk dibersihkan.

"Eh mau tahu cerita tidak?", tanya Hyunsik kepada teman dekatnya itu.

"Apa lagi? Masih soal keyboard penyanyi yang merosot minggu lalu?"

"Bukan! Aku kemarin tidak sengaja melihat orang-orang IT dimarahi langsung oleh dewan direktur Gunwoo. Wah, kau harus melihatnya sendiri Sungjin. Wajah mereka semua benar-benar pucat setengah mati"

"Hmm sepertinya jiwa-jiwa menggunjingmu makin berkembang saat ini, bagus sekali", ujar Sungjin sarkastik.

"Ah benarkah? Terima kasih", jawab Hyunsik santai, "Bakat seperti ini justru yang paling penting. Kau akan paham suatu saat nanti, percaya padaku"

Sementara pria yang diajak bicara hanya geleng-geleng kepala, "Sepertinya cedera itu mempengaruhi kinerja otakmu ya"

"Oke kali ini beneran. Aku tidak pernah melihat direktur Gunwoo semarah itu", tiba-tiba terjadi perubahan nada yang serius dalam intonasi suara Ryu Hyunsik. Kalau sudah seperti ini, Sungjin biasanya langsung menghentikan segala aktivitasnya dan mendengarkan dengan seksama.

"Orang itu terkenal selalu main-main dengan jabatannya. Dia orang yang santai dan bebas. Berbeda jauh dengan dia yang marah saat itu"

Hyunsik melanjutkan, "Tangannya tremor, keringat mengucur dari pelipis, pupilnya dan tatapan matanya menandakan ketakutan, baju tidak rapi -kemeja hitam kusut dan jas hijau tua- bukan selera anak muda dan buru-buru, lupa membawa handphone -maka dari itu sekretarisnya mengekor kemana saja-"

Lalu Sungjin menyela, "Tapi bukankah itu wajar. Perusahaan bentukan ayahnya kacau balau. Sudah pasti dia marah"

"Bukan itu maksudku. Bibir bagian bawah beserta dagu juga bergetar terlalu sering -tidak ada bedanya dengan para petugas IT-, suara patah-patah dan kadang menghilang, seakan ingin berteriak tapi suara itu menolak keluar. Pilihannya hanya dua, ketakutan atau gugup? Aku sendiri tidak bisa melihat terlalu jelas"

"Ya terus, apa masalahnya?"

Hyunsik terdiam sejenak, "Untuk apa ia gugup jika yang melakukan kesalahan bukan dirinya?"

Lalu tiba-tiba ia berteriak kesal, "Ah! Sudahlah lupakan saja. Aku terkadang tidak mengerti bagaimana cara kerja otakku"

Sungjin pun semakin yakin kalau temannya mengalami gangguan kejiwaan setelah ia cedera. Kejadian ini benar-benar membuat semua orang gila dan curiga berlebihan. Dia sendiri malas membahas apapun yang berhubungan dengan direktur. Sungjin hanya mau pekerjaan ini selesai dan dia bisa tidur dengan tenang.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang