PAGE 73

79 15 6
                                    

Rasa sakitnya tidak membuat pening, melainkan membingungkan baginya. tahu-tahu, dia sudah jatuh telentang di lantai.

Baru saat mencoba melihat siapa yang memukulnya, kepalanya terasa pusing terutama pada bagian hidung. Namun, dalam penglihatan yang dipaksa itu, Yiseul bisa melihat wajah seorang JYP, dengan sebilah pisau yang mengkilat ujungnya.

Sebelum pisau itu menyerang wajahnya, Yiseul sudah lebih dahulu berguling menyamping. senjata tajam itu tentu langsung menancap di permukaan lantai kayu.

Yiseul agak bergidik ngeri ketika pisau dicabut, ada bekas lubang tusukan yang cukup dalam.

Pria bernama JYP itu tidak diam setelahnya. Dia berhadapan dengan Yiseul yang sudah siap menerima serangan berikutnya. Meskipun rasa pusingnya baru terasa sekarang, Yiseul mampu menghindari ujung pisau yang diayunkan berkali-kali kepadanya.

'Sepertinya hidungku berdarah', begitu pikir Yiseul. Ketidakfokusannya membuat pukulan dan tendangan yang dilakukan Yiseul menjadi tidak terlalu efektif. JYP bisa menangkisnya dengan mudah.

Wanita itu berkali-kali mengalami kegagalan dalam setiap serangan sehingga dia berpikir untuk mundur. Wanita itu menjegal JYP untuk terakhir kalinya sebelum naik kembali ke lantai tiga menuju kawan-kawannya yang lain.

Sementara itu, JYP yang pisaunya sudah terlempar jauh sedari tadi tidak ambil pusing untuk memungutnya kembali. Tulang rusuknya nyeri akibat satu serangan yang berhasil diberikan oleh Yiseul. Perempuan sialan ini tidak boleh diremehkan. JYP tidak membuang waktunya dan segera menyusul wanita itu ke atas.

Ketika dihadapkan dengan koridor lantai tiga yang sempit dan kecil, Yiseul sudah melihat kondisinya yang penuh asap aneh. Asap yang sudah hampir hilang ini menjadi kabut samar dengan bau yang amat mengganggu.

'Asap darimana ini?!', Yiseul berlari ke ruangan yang digunakan sebagai base mereka. Tentu saja dengan menutup mulutnya.

Dia melihat kebelakang dan menyadari JYP, si bajingan itu, mengikutinya. Yiseul tetap berlari ke arah ruangannya untuk mendapatkan bantuan. Tetapi, di tempat itu, dia sudah mendapati tiga orang tim cyber-nya tergeletak tidak berkutik. Salah satunya bahkan mengeluarkan darah di bagian sayatan lehernya.

Dengan lengan yang menutupi hidung, Yiseul tersadar bahwa dia terjebak di dalam kamar ketika melihat JYP berdiri di antara bingkai pintu kayu yang sudah usang, yang mana adalah jalan masuk dan keluar satu-satunya dari kamar itu.

"Apa yang kau lakukan?", Yiseul menjadi yang pertama dalam berbicara pada saat itu, "Apa yang kau lakukan!"

Secara berkali-kali gadis itu meneriaki JYP terlepas dari kondisinya yang sudah lemas karena efek gas itu mulai menikam paru-parunya.

JYP menyeringai, menatap Yiseul yang telah terpojok dengan pandangan mata yang mematikan. Pria itu maju satu dan dua langkah dengan terseok-seok juga perlahan.

"Jangan pikir hanya kalian saja yang punya rencana brilian", ujarnya, "Kau pikir Atalanta itu organisasi bodoh? Tentu tidak, kalian hanyalah anak kecil jika dibandingkan dengan kami"

Yiseul meraih pisau belati kecil yang dia bawa. Wanita itu sudah bisa menyesuaikan diri dengan bau asap aneh di sekitarnya, "Apa yang ingin kau lakukan dengan DAF?"

Park Jinyoung tampak kesakitan akibat rasa ngilu yang dirasakan sekujur tubuhnya. Terima kasih kepada Yiseul karena dia berhasil membuat JYP hampir lumpuh meskipun yang terluka hanyalah bagian rusuknya saja. Tidak ada perbedaan signifikan pada keduanya.

"Sudah puluhan tahun aku bergabung dengan Atalanta, baru kali ini aku bisa merasa hidup dengan hanya mengejar tujuan kami"

Pria itu satu langkah maju mendekati Yiseul, "Domestic Agent Forces, perusahaan intel yang kau sebut, punya daya tarik yang kuat. Perusahaan sebesar dan sekuat itu sayangnya harus terkekang di genggaman pemerintah. Apapun yang ada di dalamnya adalah investasi jangka panjang yang akan berujung sia-sia jika tidak digunakan"

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang