PAGE 68

100 12 4
                                    

Vernon meminta bantuan kepada Matsuoka Kodai. Lelaki itu tahu tidak sepatutnya dia merepotkan temannya untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Apalagi Kodai tidak ada sangkut pautnya dengan urusan Vernon dan Jackson.

Tetapi saat menceritakan perjalanan karir Vernon di Hongkong, Kodai menjadi bersimpati dan bersedia untuk membantunya. Padahal pemimpin keluarga Takada itu tetap akan membantunya meskipun Vernon tidak meminta. Dia menghargai teman-teman dekatnya lebih dari apapun.

Mereka sudah berada dalam kamar Vernon di salah satu bangunan rumah keluarga Takada. Pemimpin yang lain ada yang masih menetap di penginapan, tapi tak sedikit yang memilih tinggal di rumah keluarga masing-masing. Termasuk Vernon yang diberi rumah sederhana oleh kawannya itu.

Xiaojun, murid terbaik Vernon dari Hongkong juga ikut serta. Ketiganya sedang berkumpul di ruang tengah rumah Vernon. Semua pintu dan jendela di tutup. Bahkan tiga pasang sandal ikut dimasukkan ke dalam rumah sehingga meninggalkan kesan bahwa tidak ada siapapun berada di dalamnya.

"Wanita itu sudah datang tengah malam tadi", kata Kodai, "Aku melihat dia dikawal rombongan teroris itu. ada JYP yang punya tato di dada dan Ryusei menyambutnya seperti tamu penting"

"Lalu bagaimana keadaan wanita itu?", tanya Vernon, "Dia kelihatan baik-baik saja, kan?"

Kodai berpikir sejenak seperti menimbang-nimbang jawabannya, "Aku...tidak yakin. Dia murung dan seperti tidak bertenaga. Tapi dia datang dengan pakaian bagus kok. Blouse putih, rok hitam selutut, dan Christian Loubutin. Sepertinya dia diperlakukan dengan baik seperti anak konglomerat"

Xiaojun menopang dagu dengan kedua tangannya yang beralaskan meja kayu bundar, "Kenapa begitu Matsuoka-dono? Aku kira wanita itu semacam tahanan"

"Memang tahanan", jawab Kodai, "Anggap saja dia tahanan rumah yang akan tinggal di pavilion pengasingan"

Setelah menjawab pertanyaan itu, Kodai lantas beralih kepada Vernon, "Lalu bagaimana dengan rencananya? Tetap sama dengan yang sudah dibicarakan bersama teman-temanmu di Korea?"

Vernon mengangguk, dia sedikit membenarkan posisi duduknya di lantai, "Masih. Tinggal pikirkan cara bagaimana bisa masuk ke pavilion pengasingan untuk menemui dokter wanita itu"

"Baguslah, aku bawa kabar baik", Kodai nyengir lebar-lebar, menandakan kalau dia perasaannya sedang dilanda kegembiraan, "Masih ingat saat rapat di aula rumah keluarga Nomura? Keluarga Takada kan disuruh untuk bertanggung jawab soal keamanan. Yokohama Ryusei jadi menjilat ludahnya sendiri. Aku dapat akses penuh untuk menjaga pavilion pengasingan"

Vernon dan Xiaojun melihat satu sama lain sebelum mempertanyakan keabsahan fakta itu kepada Kodai lewat pandangan mata.

"Hei aku serius!", Kodai mengubah posisi duduknya jadi bersila dan kedua tangannya menempel pada lantai di belakangnya yang dia gunakan untuk menyangga punggungnya, "Cuma aku, anggota keluarga Takada yang kupilih, dan beberapa orang Atalanta saja yang boleh masuk"

Vernon langsung berdiri setelahnya, dan mondar-mandir seperti orang tidak sabaran, "Ini kesempatan, aku harus beri tahu Jackson"

Kodai menyeruput teh yang sudah dingin di atas meja, meskipun begitu dia tetap menikmati rasa tehnya karena suasana hatinya sedang baik. Lalu Vernon beranjak menuju lantai kayu yang berada di pojokkan. Dia seperti mencari sebuah permukaan yang kasar dari lantai mulus itu dengan cara meraba-raba setiap sudutnya.

Ketika sudah ditemukan, Vernon mencungkit permukaan kasar itu dengan ujung kukunya. Sampai akhirnya, lantai kayu itu bisa diangkat. Di balik satu papan kayu itu bukanlah semen atau tanah melainkan sebuah lubang yang sengaja dibuat. Di dalamnnya ada satu buah ponsel jadul pemberian Kodai semasa di penginapan.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang