"Yya! Yiseul noona ada disini!"
Sekarang situasinya sudah berubah menjadi 'keesokan harinya'. Pagi-pagi sekali, kurang lebih saat jam menunjukkan pukul lima pagi, wanita itu melenggang dan dengan santainya kembali ke bekas pabrik.
Yugyeom yang kebetulan kebagian jatah untuk berjaga saat dini hari, langsung menuju keluar untuk memeriksa siapa yang datang setelah dia melihat ada orang mendekati markas.
Dia berhenti di lorong yang menghubungkan ruang tamu dan ruang kosong di bagian paling depan dengan hanya mengenakan kaos putih dan juga celana boxer hasil obralan departemen store. Mulutnya menganga dihias bekas kuah ramyeon semalam, dan rambutnya juga berantakan setelah dibuat tertidur. Lalu bagian bawah tubuhnya -mulai dari pinggang sampai jempol kaki- yang panjang itu tidak dilengkapi dengan alas kaki.
Tangan Yiseul bersendekap di depan dada, menanti Yugyeom yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu tetapi selalu ditahannya.
Wajah Yugyeom masih terus melongo dengan telunjuknya yang mengambang tidak jelas di udara. Tatapan matanya seperti melihat sesosok hantu. Bahkan hingga Mark, Jaebum, dan Jinyoung muncul di belakangnya, anak itu tetap mempertahankan pose konyolnya.
Raut wajah Yiseul berubah ketika melihat pria itu ada di depannya, dalam keadaan baik-baik saja. Wanita itu langsung berjalan cepat menghampirinya. Begitu pula Mark yang melangkahi Yugyeom di hadapannya dan mengimbangi langkah Yiseul.
Mark memeluknya dengan erat sekaligus menaruh satu tangan pada puncak kepala Yiseul. Dia cium aroma rambut itu yang ajaibnya masih beraroma wangi seperti biasa. Yiseul melingkarkan tangannya disekitar pinggang Mark. Dia tenggelamkan wajahnya di dada lebar itu sambil memejamkan matanya, menikmati waktu ini dengan seksama.
Mereka saling mendekap dengan erat seakan tidak ingin melepaskan satu sama lain untuk yang kedua kalinya. Saling berdiam diri dan tidak mempedulikan orang lain.
"Heol, daebak", Jinyoung melihat kedua temannya itu dengan wajah yang penuh pertanyaan, "Sejak kapan??"
Yugyeom yang semakin terkejut hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia merasa seperti tinggal di gua karena tidak tahu apa-apa. Jaebum juga sama saja, dia tidak tahu menahu soal hal pribadi Mark, tapi melihat Mark akhirnya punya seseorang yang bisa dia pedulikan membuat Jaebum merasa lega.
Beberapa saat kemudian, semua orang sudah berkumpul. Termasuk dokter Kang Jaemi yang sepertinya meninggalkan apartemennya dan menginap disini untuk mengawasi Kang Younghyun agar tidak melakukan hal bodoh dan merusak jahitan lukanya lagi.
Kembali pada situasi ini, Mark dan Yiseul tau-tau sudah melepaskan diri masing-masing. Kedua telapak tangan lelaki itu membingkai pipi Yiseul, mensejajarkannya dengan wajahnya sendiri supaya bisa melihat wanita itu dengan lebih jelas.
"Kau terluka?", tanya Mark sambil berusaha untuk menyembunyikan cengirannya.
"Tidak", Yiseul menjawab dengan posisi tangannya yang masih tersemat pada pinggang Mark, "Aku baik-baik saja"
Pria itu mengamati sekujur tubuh Yiseul. Sama sekali tidak ada luka parah apapun kecuali sudut mulutnya yang masih terdapat bekas luka sobek. Semua pakaiannya sudah diganti dengan yang lebih bagus dan harum. Kemeja hitam polos, celana jeans hitam, dan jaket parka hitam yang tidak ditutup restletingnya. Meskipun semua warnanya hitam, tidak terlihat noda debu sedikitpun. Wajah, kuku, dan rambutnya juga bersih. Mirip ketika orang-orang baru keluar dari tempat spa mahal.
"Apa yang terjadi?", Mark terus mencercanya dengan pertanyaan karena pria itu sebenarnya juga merasa heran karena mood wanitanya terlihat cukup baik daripada biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETED
FanfictionGot7 x Day6 fanfiction Mystery, Crime, and Thriller AU Ketika berbohong akan tercipta kebohongan yang lain untuk menutupi dusta yang telah lalu. Kita semua hidup dalam kepalsuan. Semua yang nampak hanyalah ilusi dan delusi semata. Sebuah sekat denga...