PAGE 44

100 21 0
                                    

"Hei Junhyeok"

Suara dari telepon genggamnya itu sukses membuat sang pemilik nama menjadi panik-panik ajaib. Lantaran Lee Junhyeok sendiri memang sedang menunggu kabar dari koleganya itu.

Dia sudah menanti cukup lama. Karena tidak tahan lagi, dia terus-terusan menghubungi wanita itu melalui semua nomer dan surel. Tetapi usaha itu sia-sia karena seluruh platform komunikasi miliknya sudah dinonaktifkan.

Kim Yiseul juga hilang dari apartemen. Ketika bertanya kepada Kepala Penyidik, atasannya itu malah menyuruh dirinya untuk tenang karena Yiseul cuma mengambil cuti lantaran salah satu anggota keluarga besarnya sedang sakit keras.

Ini sudah jelas kalau Kepala Penyidik tidak tahu-menahu dan Yiseul memang sengaja kabur. Mau tenang juga tidak bisa, temannya ini pasti sedang bersama dengan Sungjin dan Hyunsik. Tapi kemana? Junhyeok tidak bisa menemukan jawaban itu.

Terakhir kali dia ketemu Yiseul adalah kemarin siang saat wanita itu pamit keluar untuk makan bersama teman lamanya. Tidak ada kabar lagi , sampai detik ini Yiseul akhirnya menghubungi dirinya menggunakan nomor anonim.

"Yya!", balas Junhyeok. Menyadari jika suaranya teriakannya terlalu lantang, dia sontak mengecilkan suaranya, "Kemana saja kau? Aku menunggu kabarmu!"

"Hehe, mian-"

"Orang ini malah tertawa. Kenapa? Sedang dikejar penagih hutang ya?"

"Enak saja, jangan samakan aku dengan hidupmu yang menyedihkan ya"

Yiseul pun kemudian menjelaskan maksudnya menelpon Junhyeok, "Begini, aku sangat butuh bantuanmu. Ini soal mantan kapten kita, Hwang Eunsang"

"Ya, kenapa?", Junhyeok masih belum bisa bertanya soal Sungjin dan Hyunsik yang kini menjadi buronan di perusahaan mereka sendiri. Kalau dia salah bicara sedikit, Yiseul kemungkinan besar akan menutup telepon dan tidak mau berbicara dengannya lagi. Junhyeok bisa mati penasaran kalau tidak bisa menemukan jawabannya.

"Bisa tolong perlihatkan CV-nya diarsip? Aku yakin benda itu masih disimpan di Divisi Terorisme"

Junhyeok menyipitkan matanya, "Untuk apa? Kau punya tugas lembur, ya?"

"Sudah, jangan banyak tanya. Pokoknya carikan saja dan kirimkan saja melalui surel. Alamatnya sudah aku kirim ke email milikmu"

"Yya! Yiseul—"

Sebelum pria itu bisa bertanya lebih jauh, dia terlambat karena sambungan telepon sudah diputus secara sepihak. Junhyeok tentu saja berdecak kesal. Bagaimana bisa dia ditinggalkan dengan beragam pertanyaan yang berputar diotaknya.

Tetapi, Yiseul adalah kaptennya. Perintah adalah perintah dan dia harus segera menuruti permintaannya meskipun itu adalah hal yang aneh-aneh. Sepertinya ini memang ada hubungannya dengan kasus perusakan gedung DAF itu. Tidak ada lagi kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa dihubungkan dengan Yiseul.

"Apa yang akan kau lakukan Yiseul-ah", ujarnya lirih.

---

"Sudah masuk"

Mark yang berada di meja tengah menatap layar di depannya secara intens. Jemari itu terampil menari di atas susunan peranti keras komputer. Membentuk beragam perintah yang otomatis dilaksanakan oleh komputer pribadinya.

Yiseul duduk tepat disebelahnya. Cangkir kopi ada ditangan seperti biasa, "Mana?"

Mereka berdua melihat selembar hasil scan riwayat hidup dari Hwang Eunsang. Ada pas foto ketika menggunakan kemeja putih dengan rambut klimis disisir kebelakang, memperlihatkan dahi, dan alis yang sedikit diberi sentuhan make up. Wajahnya yang rupawan mengingatkan Yiseul akan hari-hari mereka di kantor. Sebagai catatan, dia tidak naksir kepada bekas atasannya itu. Hanya saja, kedisiplinan dan kebaikannya sangat Yiseul kagumi. Hatinya sedikit mengganjal ketika teringat bahwa orang ini sudah meninggalkan dunia.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang