PAGE 47

107 19 3
                                    

Kondisinya sudah menyentuh fase kritis.

Saat ini dia hanya ditangani oleh empat dokter yang berhasil disusupkan oleh Choi Youngjae.

Begitu suara tembakan didengar Mark dan Jae, mereka lantas berinisiatif untuk menghubungi dokter mana saja yang bisa diajak bekerja sama. Karena pergerakan mereka terbatas, bisa dikatakan belum ada tenaga profesional dan peralatan medis yang bisa diandalkan.

Sudah tiga jam semenjak kejadian itu. Dinding kaca yang memisahkan para dokter dengannya membuat Sungjin semakin khawatir. Jantungnya berdegup kencang memikirkan kondisi Younghyun seperti itu. Secara tidak langsung Sungjin berpikir dirinya lah yang melukiskan penderitaan baru kepada kawannya.

"Empat peluru, tak ada selongsong, tidak bisa dilacak"

Hyunsik beranjak mendekat. Dia tahu jika Sungjin sedang dalam pikiran yang sensitif saat ini. Dia butuh teman untuk mencegahnya menyalahkan diri sendiri.

Sungjin tetap mengamati Younghyun yang terbaring tak sadarkan diri dan sedang ditangani tenaga medis, "Sudah pasti ini salam hangat dari direktur sialan itu. Tidak perlu diragukan lagi"

Hyunsik hanya melihat Sungjin di sampingnya. Dia tahu jika Sungjin sedang dalam mode tidak ingin dinasehati. Hyunsik boleh jadi adalah senior dari Sungjin tetapi jika juniornya sedang marah, Hyunsik enggan mengganggu. Itu malah akan membuat masalah semakin runyam. Begini saja Sungjin sudah terlihat mengerikan, dengan diam dan mengeluarkan ekspresi sinis.

"Kita butuh dokter untuk tinggal", kata Hyunsik tenang, "Mereka tidak bisa terus-terusan mengunjungi tempat ini. Jaebum dan kelompoknya bisa kena masalah"

"Kemungkinan Gunwoo tidak akan membiarkan kejadian ini berlalu begitu saja", lanjutnya, "Dan tidak lama lagi, dia akan memulai pencarian besar-besaran diseluruh wilayah Busan terutama di Yeonje"

Dengan tenang dia menepuk punggung temannya, memberikan kenyamanan, "Ya, aku mengerti. Kita tidak bisa tinggal. Kita harus segera pindah"

Ketika kesunyian merambah dan tidak ada jawaban apa-apa, salah satu dokter lokal keluar dari ruangan pemeriksaan. Sungjin yang awalnya diam, segera bertanya kepada dokter laki-laki tersebut.

"Bagaimana?"

"Tulang dada retak, tulang selangka remuk, dan liver berlubang", dokter itu menurunkan masker dan melepas sarung tangannya, "Aku khawatir dia tidak akan bisa bangun dalam lima hari ke depan. Untuk waktu yang termasuk singkat, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami mohon maaf"

Setelah mendengar berita itu, lutut Sungjin langsung lemas, "Begitu ya". Beban yang ada dipundaknya terasa seperti nyeri yang menusuk otot, "Terima kasih"

Mereka bertiga saling membungkuk menunjukkan rasa terima kasih. Sungjin kemudian mendekati dinding dan mulai memukuli permukaan padat itu dengan kepalan tangan kosongnya.

"Leader macam apa aku ini", ucapnya putus asa.

Hyunsik hanya bisa melihat iba pemandangan seperti itu, "Ini bukan salahmu Sungjin. Sekarang kita harus fokus dengan apa yang akan kita lakukan sekarang. Daripada tenggelam dalam penyesalan, kita harus bisa meneruskan hal ini. Jangan buat pengorbanan Younghyun sia-sia"

Sementara Hyunsik dan Sungjin menunggu hasil lengkap pemeriksaan, di ruangan samping, sedang berkumpul teman-teman yang lain.

"Sumpah aku melihatnya", kata Yugyeom menggebu-nggebu, "Orang itu menembaki orang-orang jahat ini dengan lihai. Seluruh tembakannya tepat sasaran"

Bambam juga berkata, "Ya, aku juga sekilas melihatnya dan aku tidak mengenal orang itu. Dia memakai topi dan jaket yang benar-benar menutup penampilan fisiknya. Tapi, aku berhasil mengenali senjatanya. Remington 870 Express TAC"

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang