PAGE 29

108 25 8
                                    

Ketika pintu masuk gedung utama dibuka, alunan tradisional waltz menguar ke jalanan. Mobil-mobil bergantian untuk menurunkan penumpang di depan tangga pintu masuk.

Yiseul datang satu mobil dengan Sungjin. Kali ini dia mengenakan gaun berbahan satin berwarna merah tua. Pinggangnya dililit sabuk kulit berwarna hitam dengan taburan berlian kecil mungil. Wanita itu tidak mengerti mengapa Bambam memberikannya pakaian yang benar-benar 'terbuka' seperti ini. Hanya pundak kanannya yang tertutup dan bawahan panjang menjuntai ini seperti sengaja digunting dari samping paha kanan atas hingga kebawah. Kedua kaki jenjangnya otomatis terlihat dengan gamblang.

Dia menggaet lengan Sungjin, berjalan perlahan menyesuaikan gaya orang borjuis. Keduanya berhasil masuk tanpa mengalami kesulitan . Sungjin berbisik kepadanya, "Bicaralah dengan Kapten Eunsang, dan aku akan cari orang-orang yang mencurigakan"

"Oke", jawab Yiseul sembari melepaskan kontak tangannya.

Dengan begitu mereka berpisah. Kim Yiseul harus duduk di bangku paling depan, sedangkan Sungjin akan ke tempat VIP di atas. Dari bangku depan ini Yiseul bisa melihat Mark dan Jinyoung yang ada di kategori kursi paling belakang, yang juga waspada akan keadaan sekitar.

"Karena tidak tahu wajahnya, untuk saat ini perhatikan saja orang yang gerak-geriknya aneh. Jangan menyerang kecuali ada yang menyerang kita", ucap Sungjin melalui earpiece mereka.

Acara waktu itu sebenarnya sudah dimulai. Tapi masih jauh dari kata-kata selesai karena akan ada penampilan musik klasik yang lebih banyak. Untung saja, Yiseul melihat Hwang Eunsang yang duduk di barisan paling depan, menggumamkan bait Dvorak Symphony yang sedang dilantunkan.

"Kapten", sapa Yiseul sembari duduk di samping pria itu.

"Ah, Yiseul, silahkan duduk", jawabnya ramah.

Dia melihat Eunsang yang tersenyum senang mendengar melodi di hadapannya. Begitu hikmatnya sampai Yiseul tidak tega untuk mengajaknya berbicara dan membuyarkan fantasinya soal keindahan musik klasik.

Tapi dia tetap harus fokus akan tujuannya berada ditempat ini.

"Pilihan musiknya bagus ya, aku menikmatinya. Tidak banyak yang memilih composer Dvorak, mereka lebih suka Beethoven atau Mozart. Benar bukan?", kata Yiseul, "Siapa yang mengatur lagu-lagunya?"

Eunsang menoleh ke arah wanita disampingnya, "Oh, ini? Seluruhnya adalah ide temanku, Han Hyujin. Sebenarnya dia pelaksana utama dari acara ini, jadi aku tidak berani untuk mengutak-atik segala yang sudah diaturnya. Ternyata boleh juga pilihan musik klasiknya"

Yiseul membiarkan Eunsang terus berbicara.

"Setelah sesi ini selesai, lampu panggung akan terpusat pada satu orang, pacar Hyujin, akan menampilkan lagu buatannya sendiri", ujar Eunsang, "Biola solo untuk original stage"

"Benarkah? Wah pasti beruntung sekali ya punya pacar orang kaya yang gemar beramal"

"Ya, ada benarnya. Tapi, jujur saja ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengannya setelah sekian lama. Aku juga tidak tahu darimana dia mendapatkan kontakku, tapi kurasa dia menemukan berita tentang promosiku sebagai kapten", Eunsang membenarkan posisi duduknya, "Setelah dia lulus kuliah, aku tidak pernah mendapat kabar apapun darinya. Hyujin baru menghubungiku untuk menjadi donatur acara ini, lalu aku tahu kalau dia adalah direktur perusahaan besar di luar negeri"

Yiseul mengangguk, memegang earpiecenya dan memastikan benda itu menyala karena yang lain juga turut mendengarkan, "Orang kaya memang susah ditebak. Kalau boleh tahu, siapa saja orang penting yang diundang disini?"

Bait demi bait musik masih dimainkan dengan indahnya. Melantun, memanjakan telinga orang yang mendengar.

"Entahlah, aku tidak begitu tahu. Han Hyujin yang mengatur hampir semuanya. Yang aku tahu hanya beberapa perusahaan kenalannya, dan juga sponsor, lalu ditambah donatur yang sukarela menyumbang. Seperti aku"

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang