Wanita itu sempat takut ketika kendaraan udara ini mulai melayang di atas gedung-gedung pencakar langit. Dia sama sekali tidak pernah naik helikopter. Naik pesawat sudah beberapa kali, tapi helikopter adalah kendaraan yang benar-benar berbeda. Ini adalah pengalaman pertama dalam seumur hidupnya. Perjalanan pun tidak bisa menyelamatkan kepalanya yang tiba-tiba pusing.
Suara yang mendominasi di dalam kendaraan itu hanya kicauan berisik ketiga anak paling muda diantara mereka semua. Dowoon tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran dan terus bertanya ini dan itu. kemudian Yugyeom hanya setengah hati menjelaskan karena dia mulai bosan. Sedangkan Bambam menerbangkan kendaraan dengan wajahnya yang super serius, meskipun sesekali dia terlibat obrolan Yugyeom dan Dowoon.
Wonpil berada di tengah. Membatasi Yiseul dan Mark. Pemuda yang dihimpit keduanya pun sering bergerak-gerak tak nyaman. Mungkin karena gugup juga karena baru pertama kali naik helikopter. Mereka bertiga sebetulnya ingin bicara, tetapi rasa canggung tidak pernah meninggalkan mereka mulai dari titik pemberangkatan hingga saat ini.
Ditambah Yiseul juga tahu jika sebelum berangkat, Mark sempat berbicara lama dengan Sungjin. Entah apa yang mereka berdua bicarakan, yang jelas hasil akhirnya pasti tidak baik. Ketahuan dari ekspresi muka Mark yang seperti menyimpan dendam kesumat.
"Sudah sampai", Bambam berseru dari tempat duduknya di depan, "Pegangan sebentar"
Yiseul melihat sisi kirinya. Sebuah lapangan yang sangat luas dan dilingkupi dengan pepohonan lebat dan tinggi menyambut mereka. Hamparan rumput liar ini terletak di tepi pantai dengan ratusan cabang pohon dan juga jauh dari pemukiman. Suara benda sebesar ini bahkan bisa tidak kedengaran sampai ke luar sana.
Ketika helikopter benar-benar mendarat. Baru semua orang turun dari sana kecuali Bambam dan Yugyeom. Semuanya turun dengan cepat supaya Bambam bisa segera mengendarai helikopternya kembali. Berbahaya jika ada orang yang tidak sengaja melihat mereka.
Meskipun angin dari baling-baling raksasa itu membuatnya susah membuka mata, Yiseul masih bisa melihat kedua pria di dalam helikopter.
"Semoga kalian sukses!", Bambam berteriak dari dalam sana.
"Kami pergi dulu!", Yugyeom malah berteriak lebih keras lagi.
"Hati-hati!", Mark hanyalah satu-satunya yang merespon mereka. Yiseul, Dowoon, dan Wonpil hanya membuka mulutnya sedari tadi lantaran menyaksikan sebuah helikopter asli secara dekat. Katakanlah mereka kampungan, tapi memang sensasi menaiki kendaraan itu benar-benar berbeda dari pesawat. Sangat terbuka dan menguji adrenalin.
Wonpil melihat heli itu semakin menjauh, "Wah, aku tidak akan mau lagi naik benda itu"
Yiseul hanya meilhatnya tanpa berkomentar apa-apa. Namun, dalam diam dia sangat setuju dengan Wonpil. Naik heli untuknya butuh persiapan mental yang lebih panjang.
Tak lama, pria itu kemudian memimpin jalan diikuti dengan Dowoon. Keduanya menggunakan ransel dengan ukuran kecil. Sama seperti Mark dan Yiseul yang ranselnya hanya berisi ponsel dan senjata api.
"Jadi begini rencana finalnya. Kita akan menuju stasiun Bangwha dengan jalan kaki", ujar Wonpil, "Kalian bisa diselundupkan oleh salah satu teman dekatku. Lalu kita turun di Gongdeok. Dari sana naik mobil sewaan yang langsung menuju bandara Incheon—"
"—Kita harus bergerak cepat karena mungkin perusahaan DAF akan menyebar intel lebih banyak lagi", dia menambahkan, "Oh iya, aku tidak bisa menemani kalian terus-terusan. Aku hanya akan mendampingi sampai keluar stasiun Gongdeok. Dowoon akan bersama kalian sampai bandara di Hongkong"
Dowoon merespon penjelasan Wonpil dengan anggukan yang sangat antusias. Berbeda dengan Yiseul yang sebenarnya masih lemas. Dia seperti tidak semangat hari ini, begitu banyak hal-hal yang dipikirkannya. Tentang petinggi perusahaan DAF, misteri muncul dan hilangnya Jackson Wang, lalu soal Gunwoo yang menyewa sebuah grup bernama Atalanta. Bagaimana jika tiba-tiba kelompok teroris itu menyergap mereka begitu saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETED
ФанфикGot7 x Day6 fanfiction Mystery, Crime, and Thriller AU Ketika berbohong akan tercipta kebohongan yang lain untuk menutupi dusta yang telah lalu. Kita semua hidup dalam kepalsuan. Semua yang nampak hanyalah ilusi dan delusi semata. Sebuah sekat denga...