PAGE 45

95 18 2
                                    

Merampok data digital itu tidak terlalu sulit. Memang terlihat ribet dan menegangkan, tapi jika sudah hafal formulanya, cukup dengan beberapa kali klik, kau bisa berselancar dengan bebas mengetahui rahasia orang lain.

Yiseul dan Mark sudah berhasil menembus keamanan pihak sekolah dan mengambil data diri Hwang Eunsang dengan mudah. Sekolah menengah yang terletak di Distrik Yeonje ini memang cukup strategis dan prestigius mengingat letaknya yang berdekatan dengan pusat kota Busan. Akses teknologi yang mumpuni dapat mempermudah pekerjaan Mark.

Saat ini Hyunsik, Yiseul, dan Mark sedang berada di depan sebuah rumah yang masih mempertahankan model tradisionalnya. Lingkungan rumah cenderung sepi tapi asri dan nyaman. Saking sepinya, mungkin penghuni disini bisa langsung tidur dengan nyenyak

Omong-omong, mereka sudah menekan bel pintu selama tiga kali dan belum juga mendapat jawaban. Menurut data, rumah yang cukup besar ini merupakan rumah wali dari Hwang Eunsang. Ketika akan memencet bel keempat, Yiseul disambut dengan pintu pagar yang terbuka. Ada seorang wanita tua, sudah cukup tua sehingga rasanya sudah bisa dipanggil 'nenek'.

"Siapa ya?", tanya seorang nenek itu dengan tenang.

Ketiga tamu itu hampir kehilangan kata-katanya, tapi Yiseul harus tetap berusaha sopan dan percaya diri, "Ah permisi. Perkenalkan kami bertiga teman dari mendiang Hwang Eunsang di kantor kepolisian Seoul. Saya pernah bekerja dengan beliau sebagai juniornya"

Wajah nenek itu seketika lesu, mungkin teringat jika Eunsang memang sudah tidak ada, namun segera tersenyum ramah setelah itu "Oh, temannya Eunsang ya. Masuk saja, silahkan"

Mereka bertiga melangkah lebih jauh ke dalam pelataran rumah. Luas dan sangat hijau, berbeda dengan kota Seoul yang hanya berisi apartemen dan aspal dimana-mana. Ada ayunan di bawah pohon yang sepertinya tidak bisa dimainkan lagi. Daun-daun hijau berjatuhan meskipun belum memasuki musim gugur. Hunian ini cukup indah jika dilihat lebih dekat. Sangat dingin dan tentunya dirawat dengan baik oleh sang nenek.

"Kami turut berduka cita atas apa yang terjadi pada Hwang Eunsang", Hyunsik membuka mulutnya untuk pertama kali.

Wanita itu mengangguk sekaligus berterima kasih, "Eunsang pasti orang yang baik sehingga teman-temannya mau berkunjung jauh-jauh kemari"

Sementara Mark, Hyunsik, dan si nenek berbincang, Yiseul melihat ruang tamu itu. Dinding penuh dengan gambar dan ornamen. Foto keluarga, potret diri, pajangan oleh-oleh dari beberapa daerah di Korea, juga jam dinding tua. Dia mendapati foto Eunsang saat masih kecil, fotonya saat remaja, dan saat dia diterima di Akademi intel.

"Aku bibinya Eunsang. Orang tuanya meninggal saat dia masih kecil, jadi aku merawatnya mulai dari sekolah dasar sampai sekarang. Anak itu suka bekerja keras dan tidak ingin merepotkan orang lain. Dia mau jadi intel karena dia ingin membalas budi keluargaku. Tapi, semenjak dia pindah ke Seoul, dia jarang sekali pulang. Apakah kehidupan pihak berwajib Korea itu memang sesibuk itu ya?"

Hyunsik menanggapi pertanyaan itu dengan tenang, "Ya, kapten Hwang adalah orang yang gemar bekerja. Kami jadi semangat karena keberadaannya"

Mark otomatis mengalihkan perhatiannya kepada handphone yang bergetar. Ada satu pesan gambar masuk. Dia melirik ponselnya, ada nama Jae tertera disana.

'apalagi ini', batinnya. Sambil mengikuti percakapan, dia buka pesan yang menunjukkan foto resmi dari seorang pria.

'ini foto Han Hyujin?', Mark melihat satu-persatu foto itu, mulai dari Hyujin saat masih di sekolah dasar hingga pas fotonya yang dia gunakan sebagai identitasmasa perkuliahan.

Tidak lama, sang pemilik rumah melihat Yiseul yang sepertinya mengamati satu foto tertentu. Foto itu memperlihatkan barisan anak muda yang berpose di depan gedung sekolah. Seperti foto kelas yang biasa dilakukan oleh pemuda-pemudi.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang