PAGE 20

147 24 5
                                    

"Kang Jaemi", ujar seorang pria yang duduk bersebrangan dengan dokter muda itu.

Sedangkan wanita yang merasa terpanggil, akhirnya menegakkan kepala untuk menatap kerlingan mata lelah di depannya. Dokter residen itu hanya tersenyum dan menunggu si pria untuk meneruskan kata-katanya.

"Sepertinya, saya sudah harus pulang ke Korea dalam waktu dekat. Akan ada acara pemilihan dirut baru yang wajib untuk dihadiri"

Dokter residen yang akrab dipanggil Kang Jaemi inipun mengangguk ramah, "Ya, saya harap hasilnya bagus"

Lalu ia melanjutkan, "Omong-omong Anda harus hati-hati dalam beraktivitas, bantalan sendi hernia bisa sering menyebabkan sakit punggung, meskipun bisa sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu dua bulan"

"Ya, saya rasa saya cukup paham. Terima kasih atas bantuan dokter selama ini"

Mereka berdua berdiri diiringi dengan suster-suster yang lain untuk saling bertungkar salam perpisahan. Tentu saja pria tua ini tidak sendirian, Kang Youngwoong ditemani oleh kedua pengawalnya. Yang belakangan ini meningkatkan penjagaan selama dua puluh empat jam penuh. 

Sebelum Dewan Direktur DAF itu benar-benar pergi, ia mengamati Jaemi dengan seksama,

"Dokter melakukan bedah endoskopi juga bukan? Ada rumah sakit kecil di Jingwan yang membutuhkan dokter bedah saraf. Kalau sudah selesai masa residensi di sini, saya rasa bantuan dokter akan sangat berguna disana"

Kang Jaemi menjawab singkat, "Akan saya pikirkan lagi"

Percayalah, pikiran itu tidak kunjung menemukan titik terang hingga tubuh pria itu menghilang dari jarak pandang.

---

Kapten polisi itu mendengus kesal karena beberapa tim yang dikerahkan tidak membuahkan hasil. Sudah hampir enam jam, satu tim yang terdiri dari dua puluh detektif, mengelilingi daerah Jeonho, Gimpo.

"Matahari akan terbenam sebentar lagi. Jika kita tidak bisa mengecilkan skalanya, pencarian akan lebih sulit untuk dilakukan", ujar Kim Yiseul.

Junhyeok mengusap mata lelahnya, akibat tidak tidur semalaman, "Sinyalnya sudah hilang, tidak bisa dilacak kembali"

Setelah mendapat kabar dari Sungjin jika oknum peretas itu berada di Kota Gimpo, Yiseul langsung menerjunkan dua puluh polisi untuk menyisir wilayah Jeonho hingga Seongmo. Meskipun sudah meminta bantuan dari kepolisian Gimpo, mereka tetap menghadapi kesulitan karena lokasi yang tidak pasti.

"IT kita sama sekali tidak bisa diandalkan", protes Yiseul.

Junhyeok hanya meringis pasrah.

Dalam kondisi yang pesimis itu, telepon Kim Yiseul berdering nyaring. Ia melihat siapa yang menelpon ditengah jam sibuknya seperti ini. Ternyata seorang Park Jaehyung tiba-tiba menghubunginya begitu saja.

"Wah, sepertinya Tuhan mendengar doaku", kata Yiseul sebelum menjawab panggilan itu.

"Halo"

"Bagaimana pencariannya? Menemukan titik terang?"

"Belum, saat ini kami hanya bertanya dengan orang sekitar dan mengecek cctv. Masih belum ada yang melihat Im Jaebum berkeliaran"

"Aku berhasil mendapatkan emailnya dan langsung kulacak, ada koordinat baru, Sau-Dong dan Bukbyeon-Dong. Kami berlima sedang menuju ke Bukbyeon sekarang. Apa personilmu butuh tambahan?"

Yiseul beralih sementara ke rekan detektifnya, "Unit mana yang sekiranya membutuhkan bantuan?"

Junhyeok lantas menjawab saja, "Masukkan ke unit ku, aku kekurangan personil"

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang