PAGE 19

145 26 7
                                    

"Aku bahkan sama sekali tidak mengenal kapten polisi itu. Bagaimana bisa aku mengerti semua ini?"

Jinyoung mengeluh tanpa henti. Setelah mendapat beberapa barang pribadi milik sepupunya, bukannya kejelasan melainkan pusing bukan main lah yang ia terima.

Kotak itu berisi buku-buku, alat tulis, kartu nama, dan pernak-pernik pribadi lain milik Yoon Minseo yang sempat dipakainya saat bekerja. Selain itu, ada dua map dokumen. Satu map biasa berwarna coklat yang telah dibuka oleh Jinyoung, berisi uang pensiunan dan ucapan bela sungkawa dari kolega.

Dan satu lagi adalah dokumen yang membuat Jinyoung bertanya-tanya selama semalam suntuk dan menjebaknya supaya tak bisa tidur dengan nyenyak.

"Kapten Hwang Eunsang itu, benar-benar tidak mengatakan sesuatu lagi?", tanya Mark yang juga berada di samping Jinyoung.

"Tidak. Sama sekali, aku tanya beberapa kali pun sudah pasti tidak akan pernah dijawab. Bahkan ketika belum ingin pergi, aku seperti sudah diusir dari ruangannya", jawab Jinyoung.

Jaebum hanya diam, melihat lembar kertas yang berasal dari map berwarna keabu-abuan itu. Ia dengan teliti membaca kembali barisan kalimat itu.

'Atas dedikasi Yoon Minseo dalam pengawalan piagam perjanjian antara pemerintah dan perusahaan keamanan Domestic Agent Forces, kedua belah pihak mengucapkan terima kasih'

Kemudian berlanjut dalam seutas kalimat lagi, 

'Yoon Minseo dengan kode resmi (Athena, 002) telah dinyatakan terbebas dari kontrak sebagai saksi piagam perjanjian'

"Piagam perjanjian", ucap Jaebum lirih.

Mark menegakkan tubuhnya lalu menggunakan tangannya untuk menampu dagu, "Tahun 2014. Perusahaan keamanan itu mengikat kontrak dengan pemerintah. Kalau Minseo ikut dalam perjanjian itu, berarti dia sudah mengemban tugas ini cukup lama"

Jinyoung pun bertanya, "Apa lagi yang kau ketahui, hyung?"

"Nama awal mereka adalah Agent Forces sebelum berubah menjadi Domestic Agent Forces. Aku sempat melihat profil perusahaannya, ada beberapa saksi yang diajukan untuk mengawal piagam perjanjian. Jumlah dan nama dirahasiakan, mungkin hanya pemerintah yang tahu"

Jaebum meneliti dokumen itu, "Jika Minseo saja benar dibunuh, mungkinkah ada seseorang yang memang mengincar piagam perjanjiannya?"

Mereka bertiga merenung.

Memikirkan pertanyaan yang sama.

Siapa?

Dalam keheningan itu, Choi Youngjae akhirnya kembali dari berjalan-jalan diluar sana.

"Anyeong!!!", dia berteriak dengan ceria sementara teman-temannya terpaku dalam pikirannya sendiri-sendiri, "Ada apa ini? Kenapa kalian terlihat begitu serius?"

Mark tidak menjawab dengan kata-kata, melainkan menggeser dokumen itu ke arah Youngjae. Lalu pemuda yang sempat melirik sekilas itu, pupil matanya sontak membesar.

"Tunggu dulu... sepertinya aku pernah melihat dokumen yang sama. Sebentar"

Youngjae sudah melangkah pergi sebelum Jinyoung, Jaebum, dan Mark dapat mengatakan sesuatu. Dia kembali tidak lama dengan membawa dokumen yang sekilas bersampul sama, map abu-abu yang misterius.

"Untung saja aku memutuskan untuk membawa ini", Youngjae lalu meletakkan dokumen yang identik  itu di meja.

"Apa ini? Kenapa sampulnya bisa sama?", tanya Mark.

Youngjae membuka lembaran kertasnya, "Aku juga tidak mengerti. Tapi kurasa ini adalah dokumen yang sangat penting"

Jinyoung membaca dokumen itu pelan-pelan, "Atas dedikasi Han Dongmin dalam pengawalan piagam perjanjian antara pemerintah dan perusahaan keamanan Domestic Agent Forces, kedua belah pihak mengucapkan terima kasih"

Kemudian berlanjut dalam paragraf berikutnya, "Han Dongmin dengan kode resmi (Lion, 004) telah dinyatakan terbebas dari kontrak sebagai saksi piagam perjanjian"

"Sudah pasti ini sama", ucap Mark, "Siapa Han Dongmin ini?"

Youngjae tertawa tipis-tipis seakan kejadian paling konyol terjadi padanya, "Kalian akan sangat terkejut jika tahu hal ini", ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ingat pria tua sepupu Jung Jaein yang kita bunuh dalam skenario ledakan mobil? Han Dongmin ternyata adalah salah satu ajudannya, yang mengawal pria tua itu, yang juga mati dalam ledakan mobil itu, yang kartu identitasnya kita temukan di sisa-sisa ledakan"

"Kau bercanda", ucap Jinyoung tidak percaya.

"Silahkan kalau kalian tidak mau percaya. Lagipula, status Han Dongmin adalah petugas divisi lapangan DAF. Jangan remehkan koneksiku didunia luar", jawab Youngjae dengan percaya dirinya.

Jaebum yang terkenal sering denial dan keras kepala, justru tertarik dengan informasi yang disampaikan Youngjae, "Kau dapat darimana dokumen ini?"

"Saat kita menyabotase gedung DAF. Yang tidak kumengerti adalah dokumen ini malah masuk bagian file yang akan dibuang. Padahal isinya terlihat penting"

"Mungkin Han Dongmin sudah tidak punya keluarga", ujar Jinyoung menginterupsi, "Dokumen ini diserahkan kepadaku begitu kapten polisi itu tahu kalau aku adalah keluarga satu-satunya dari sepupuku"

Youngjae sontak kebingungan, "Tunggu dulu. Dokumen ini punyamu?", ia menunjuk map abu-abu satunya.

"Iya. Isinya tentang Yoon Minseo yang ternyata juga ikut dalam piagam perjanjian itu"

Sekarang, giliran Choi Youngjae yang membuka mulutnya, menganga lebar.

Jaebum mulai mengatakan hal yang lama mengganggu pikirannya, "Orang yang berhubungan dengan piagam perjanjian DAF dengan pemerintah, satu-persatu mulai dibunuh. Berarti memang benar piagam perjanjian ini sedang diincar. Oleh siapa?"

Pikiran mereka berempat terpusat pada satu nama.

Medusa.

Orang itu pertama kali menyuruh kelompok Jaebum untuk menyingkirkan sepupu Jang Junhee, tanpa menyadari bahwa pengawalnya, Han Dongmin, juga ikut menjadi target dalam misi itu. Kemudian dihari markas Jaebum hancur, Medusa sempat memberi misi untuk membunuh Yoon Minseo.

"Akhirnya, kita terlibat dalam hal yang tidak sederhana", ujar Mark setelah mengerti sedikit benang merahnya.

Youngjae pun bertanya kepada Jaebum, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Pemimpin kelompok itu hanya menggertakkan giginya tanda emosi yang memuncak, "Kita harus cari bantuan. Kita tidak bisa berjalan sendiri seperti ini" 

--- 

Jae menangkup kedua tangannya di depan mulut, sikap yang gemar ia tunjukkan, "Aku menemukannya"

"Bagaimana hasilnya?", tanya Wonpil penasaran.

Sebelumnya ia tidak tahu bagaimana proses pencarian yang dilakukan Jae. Yang ia tahu, Jae melakukan perbaikan malware dan menyimpulkan jika pelaku pembuat virus itu bukan orang Korea karena pembuatan konfigurasinya menggunakan teknik yang biasa dipakai orang barat. Tapi Jae yakin virus itu dibuat di Korea. Kata-katanya pun terbukti saat ini.

"Gimpo", ujar Jae, "Tapi skalanya masih terlalu luas"

Sungjin dan Wonpil melihat layar komputer yang menunjukkan lingkaran besar berpusat di Gimpo. Park Sungjin lantas memutuskan, "Aku akan menghubungi Kim Yiseul, untuk mengerahkan anggota kepolisian Gimpo. Setidaknya kita bisa memperkecil skala pencarian"

Pikirnya semua akan selesai dengan cepat. Akan tetapi, mereka tidak tahu jika ini hanyalah permukaan. Ibarat hamparan debu diatas kontur tanah.

---

jeng jeng jeng hayoo bakal ada apa ini?

Anyway sekarang Januari dan kedua uri leader bakal ulang tahun. Siapa lagi jika bukan mas jibi dan bapak sungjin horeee. Semoga sehat selalu ya mas mas hehe

Teruuss kita ketemu minggu depan lagi ya. Bye~

- Ly

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang