PAGE 48

103 19 4
                                    

Ketika Mark dan Yiseul kembali menemui yang lain, mereka tidak menemukan dokter yang dimaksud. Begitu pula sosok Sungjin yang tidak ada batang hidungnya sedari tadi. Secara otomatis, teman-temannya sedang melanjutkan kepentingan masing-masing. 

Mark berpapasan dengan Dowoon yang sepertinya ingin keluar untuk merokok.

"Dimana dokternya?", tanya Mark.

"Aduh kaget-" Dowoon berhenti mendadak, sepertinya dia sedikit terkejut dengan Mark yang tiba-tiba menodong dengan pertanyaan, "Oh, Mark hyung! Dia di dalam. Bersama Sungjin hyung"

"Begitu ya, baiklah", kata Mark, "Kau mau kemana?"

"Oh itu, Sungjin hyung menyuruhku untuk berkeliling. Karena aku belum pernah berpatroli sebelumnya, aku berangkat bersama Bambam dan Yugyeom"

Yiseul menepuk punggung Dowoon seakan memberinya semangat, "Hati-hati"

Setelah Dowoon tidak terlihat lagi, baru keduanya langsung berhadapan dengan Ryu Hyunsik. Pria itu hanya mondar-mandir tidak jelas. Antara khawatir atau tidak tahu harus melakukan apa. Ada niatan dalam diri Mark untuk ngobrol dengannya tetapi dalam situasi seperti ini, berbicara satu sama lain pun kalau tidak hati-hati ya bisa menyinggung juga.

Padahal bicara pun tinggal bicara saja. Tapi Mark bukanlah pria dengan kata-kata penuh makna. Jadi dia hanya diam, melihat dari jauh bagaimana seorang manusia bereaksi dengan emosi yang melingkupi mereka.

Kebalikan dengan Yiseul, wanita itu lansung menghampiri Hyunsik tanpa ragu. Menempatkan telapak tangan dengan pasti ke pundaknya dan memberi tepukan-tepukan kecil diatas kaos hitam lusuh milik Hyunsik.

"Bagaimana keadaannya?", tanya Yiseul.

Hyunsik meraba tengkuknya sendiri yang berkeringat dingin, "Aku bersyukur akhirnya ada dokter pribadi yang bisa menangani Younghyun. Tapi sampai saat ini, dia masih belum bangun juga"

"Younghyun bisa bertahan. Aku yakin itu. Dia punya banyak orang-orang yang bisa diandalkan"

Hal ini nyatanya tidak bisa membuat Hyunsik merasa lebih baik. Kalau dipikir-pikir berulang kali, Younghyun memang punya banyak orang yang bisa diandalkan yaitu teman-temannya. Tetapi jika Younghyun tidak berhasil bertahan, berarti letak kesalahan akan jatuh kepada teman-temannya juga. Benar kan?

"Kau terlalu memikirkan kemungkinan buruknya Hyunsik-ssi. Jangan lupa kalau kita semua tidak berhenti untuk menyerah. Benar kan, Mark?"

"Eh? Apa?", Mark berhasil terperanjat, "T-tentu saja. Kita memulainya bersama, jadi harus berakhir bersama juga"

Terlepas dari Yiseul yang tetap menggunakan bahasa tidak formal ketika berbicara kepadanya, pria itu sukses kehilangan fokus. Pada awalnya, Mark tidak ingin terlibat dalam dialog sama sekali. Dia hanya tertarik menjadi seorang observer, diam dan mengamati dari belakang. Tepat pada saat yang sama pula, Mark seperti menemukan porosnya yang lain. Bagai dua kutub yang berbeda.

Pria itu lantas berpikir, wajarkah memberi ucapan selamat kepada diri sendiri? Karena dirasa-rasa, dia telah berhasil menemukan sebagian dari dirinya yang menghilang.

---

"Jahitannya masih belum rapi karena tidak ada alat yang mumpuni disini. Ini harus dibuka lagi secepatnya—"

"—Lalu untuk saat ini, jaringan disekitar luka tembak sedang rusak. Tolong jangan ubah posisi tempat tidurnya, ingat juga bahwa jantung harus tetap berada di posisi lebih tinggi daripada area luka"

Selagi dokter itu menjelaskan berbagai prosedur medis, Sungjin mendengarkan dengan seksama.

Caranya berbicara sangat profesional. Suaranya ringan dengan intonasi jelas dan jeda yang tidak membuat kuping meronta-ronta. Jujur saja, Sungjin juga merasa wajahnya enak dipandang. Terlihat sangat jelas wajahnya tidak memakai riasan kecuali mungkin alas bedak, menunjukkan dia tidak punya waktu untuk merias diri kemari saking terburu-burunya. Tipe-tipe orang yang lebih mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang