Jackson kembali kepada rutinitas yang dia gemari. Berdiri diam di atas gedung casino terbesar di Hongkong. Menerawang langit seakan samudra biru di atas sana dapat memberikan jalan pintas untuk semua masalahnya. Awan-awan menipis dan menguar berantakan. Batinnya menerka tidak akan ada hujan setidaknya sampai matahari terbenam. Dia sangat berharap konflik yang melilit kehidupannya bisa seterang cakrawala hari ini.
Meskipun terlihat kehilangan arah, Wang Jackson tidak pernah tidak waspada terhadap apa yang terjadi disekitarnya.
"Sudah dengar kabar pergerakannya?"
Jackson, tanpa menahan dirinya kembali, langsung bertanya kepada orang yang baru saja muncul dari pintu keluar menuju atap. Langkah Vernon mendadak terhenti. Menyiapkan mentalnya sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan Jackson karena dia tahu jika apa yang akan ia sampaikan bukanlah kabar gembira.
"Ya", jawab Vernon, "Mata-mata kita menyebutkan jika mereka sedang membicarakan Hongkong cultural center. Dua minggu lagi"
Jackson terkesima. Mendengar setiap informasi bisa mengalir cepat ke telinganya. Tetapi setiap berita yang diantarkan kepadanya selalu mengejutkan. Seperti saat ini.
"Apa yang akan dilakukannya di tempat publik seperti itu?", tanya Jackson.
Vernon juga sama sekali tidak memiliki ide, "Aku tidak tahu"
Jackson sendiri hampir kehilangan akalnya. Apa yang akan orang itu tunjukkan di tempat yang ramai dengan orang lalu-lalang. Lebih tepatnya, kenapa orang itu berani muncul di tempat mafia lain? Teritori dari kelompok Wang?
"Bawa Jang Junhee kemari"
Hanya itu. hanya dengan beberapa kalimat perintah seperti itu. dia bisa menggerakkan hampir selusin pengikut untuk menaati perintahnya. Andai saja adikknya masih ada disini, mungkin dia akan diam seribu bahasa karena melihat keadaan kakaknya yang sekarang.
Setelah Junhee dibawa, dia dihadapkan kepada Jackson. Bekas luka sayatan pedang masih ada, tapi semua itu terlihat pudar seiring waktu berlalu.
Karena didera rasa ingin tahu yang menumpuk, Jackson lekas bertanya kepadanya, "Mereka menyebutkan sesuatu tentang Hongkong Cultural Center dua minggu lagi. Apa niat mereka? Bom bunuh diri? Penembakan masal?"
Junhee memandang sekelilingnya dengan gugup takut kalau mereka tiba-tiba melemparnya dari atas gedung ini, "Tentu saja aku tidak tahu. Sudah lama aku tidak berbicara dengan mereka"
"Kau sudah bersekongkol lama dengan direktur DAF itu. Tentu kau pasti tahu apa rencana jangka panjangnya"
"Aku tidak pernah tahu detail rencananya, tapi dulu sekali, setelah dia menjadi dewan direktur. Dia ingin mengembalikan perusahaan itu ke masa kejayaannya", Junhee mulai berdiri tak nyaman karena diawasi oleh belasan pasang mata, "Dia bilang padaku, dia akan menyingkirkan orang-orang yang tidak mau mendukungnya"
Jackson diam sebentar. Menggaruk sudut alisnya yang tidak gatal, "Kau yakin tidak ada orang lain selain direktur itu dan sekretarisnya?"
"Tentu saja mereka punya beberapa pendukung setia di DAF, tapi mereka berdua jelas mengatur semuanya"
"Termasuk membayar kelompok teroris tertentu untuk bekerja sama?"
"Itu..soal itu aku tidak bisa memastikannya. Aku tidak berhubungan langsung dengan itu. Gunwoo menjanjikanku uang puluhan kali lipat jika aku mau memberikan suntikan dana untuknya"
Vernon meringis senang, "Pasti sumber uangnya sudah menipis. Setelah dia membunuh wanita petugas bank itu, kurasa dia tidak bisa mendapat uang lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETED
FanfictionGot7 x Day6 fanfiction Mystery, Crime, and Thriller AU Ketika berbohong akan tercipta kebohongan yang lain untuk menutupi dusta yang telah lalu. Kita semua hidup dalam kepalsuan. Semua yang nampak hanyalah ilusi dan delusi semata. Sebuah sekat denga...