PAGE 23

119 27 10
                                    

Plakat itu diletakkan secara hati-hati. Di atas meja kayu kokoh, dengan permukaan kaca yang mengkilap, plakat nama bertuliskan "Direktur Utama" –yang sebelumnya tercetak Dewan Direktur- diikuti nama Yoon Gunwoo.

Dia menyesap kopi paginya dengan riang gembira. Mengetahui jika ia bisa memanggil petinggi bagian Direktorat Pendukung dengan mudah ke ruangannya. Seperti saat ini.

"Ada perlu apa Anda memanggil saya secara langsung seperti ini? Tidak biasanya", pimpinan dari direktorat itu duduk bersebrangan dengan Gunwoo.

Direktur Utama baru meletakkan cangkirnya di atas meja dan menerawang jauh ke depan, "Setelah saya menjadi pimpinan, saya benar-benar ingin memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini. Tapi, tentunya saya tidak bisa melakukannya tanpa bantuan orang lain"

Selagi Hwang Hana mengikuti percakapan itu, Gunwoo melanjutkan, "Saya ingin berbicara dengan pemerintah langsung tentang program kerja baru yang akan diaplikasikan di perusahaan. Namun, sebelum saya bisa berdiskusi dengan pemerintah, saya membutuhkan piagam perjanjiannya"

Pria itu lantas bertanya, "Piagam perjanjian?"

"Iya benar. Anda sebagai pimpinan utama divisi Direktorat Pendukung pasti tahu soal piagamnya, kan? Lewat piagam itu, saya ingin menjaga hubungan DAF dengan pemerintah supaya menjadi lebih sejalan"

Pria itu sempat diam tanda tidak mengerti, "Maafkan saya pak. Saya sangat mendukung visi misi Anda. Tapi, saya tidak tahu menahu soal piagam perjanjian"

Gunwoo dan Hana otomatis mengerutkan kening ketika mendengarnya, "Tapi, bukankah Direktorat Pendukung menyimpan dokumen-dokumen penting?"

"Ya, memang benar. Tapi, tidak pernah ada dokumen sejenis piagam perjanjian disimpan disana. Saya berani jamin karena saya yang mengawasi seluruh kegiatan di divisi kami"

Dirut baru itu mendadak panik, "Anda tidak berbohong?"

Pimpinan direktorat seketika tertawa santai, "Tentu saja haha. Kalau saya bohong pun apa untungnya untuk saya? Dokumen itu dari awal tak pernah ada alias tidak pernah diregistrasikan di bawah pengawasan saya"

Ia menghempaskan punggungnya di atas sandaran sofa. Gunwoo ingin sekali marah, tapi wibawanya harus tetap ia perlihatkan. Langsung saja, bidikan mata tajam itu diberikan kepada sekretarisnya, 

"Atur jadwalku untuk bertemu dengan wakil direktur Kang Youngwoong"

"Baik, pak", ujar Hwang Hana.

Ternyata satu masalah bisa mengubah segalanya menjadi lebih rumit. Setelah sekretarisnya mengecek sendiri apakah piagam itu benar ada atau tidak, Gunwoo kembali marah besar. Sia-sia uang yang digelontorkan hanya untuk mengetahui bahwa bagian Direktorat Pendukung memang berkata jujur. Apa untungnya menjadi Direktur Utama sekarang kalau dia tidak bisa mendapatkan piagamnya.

Meskipun Yoon Gunwoo menyandang status paling tinggi, ia tidak bisa mengutak-atik status 'domestic' dari DAF jika tidak ada piagam itu. Sekarang Gunwoo kewalahan harus melakukan apalagi untuk mengakali hal ini.

Sekretaris pribadinya, Hwang Hana, harus melewati lorong-lorong perusahaan. Langkahnya dipercepat demi menemui wakil direktur Kang Youngwoong karena orang tua itu ngotot tidak ingin bertemu dirut baru dengan alasan sibuk.

Begitu sampai didepan kantornya, ia dikagetkan dengan jumlah penjaga yang melebihi standard protokol keamanan. Delapan orang berdiri menyebar melindungi ruangannya. Ini hanya bagian luar, bagaimana dengan bagian dalam?

Usai mengatakan maksudnya untuk menemui Youngwoong, Hana dipersilahkan masuk. Dugaannya benar, ada lima orang penjaga lagi. Tidak ada wajah familiar pun tidak ada orang-orang Gunwoo di dalam sini.

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang