Tepat pada detik ini, pukul dua dini hari adalah waktu untuk orang-orang terlelap. Hampir semua orang di Korea sudah nyaman terkapar di atas kasur mereka. Bahkan termasuk para pelajar yang suka begadang demi mengerjakan tugas sekolah mereka.
Namun, ada pula yang masih terjaga pada waktu yang sama. Penjaga toko dua puluh empat jam, satpam dimanapun mereka berada, petugas diskotik, dan pemuda yang biasanya sedang dimabuk cinta.
Begitu pula dengan Direktur Utama DAF, Yoon Gunwoo.
Pria itu masuk kategori orang-orang yang masih sibuk bahkan saat hari berganti. Urusan apapun akan dilakukan tergantung seberapa mendesaknya masalah itu. Seperti saat ini, Gunwoo rela berdiri diatas dek kayu tempat menambatkan kapal-kapal mesin nelayan.
Mengesampingkan realita jika angin yang berhembus kala itu sedang dingin-dinginnya, dia tidak memakai outer apapun kecuali sepatu dan jas formal yang dia pakai sehari-hari di perusahaan. Rambutnya masih klimis meskipun ada satu atau dua helai yang menutupi dahinya. Hal ini menunjukkan dirinya yang baru saja keluar kantor dengan tergesa-gesa untuk segera menuju ke tempat ini.
Tentu saja di malam sepi itu, Gunwoo tidak sendirian. Dia ditemani dengan Hwang Hana bersama dua ajudan setianya. Sekretaris itu benar-benar menahan diri untuk tidak menggigil di tempat semacam ini karena kedinginan.
Alasan direktur itu rela menunggu adalah untuk mengonfirmasi kebenaran surat tertulis yang diletakkan di atas mejanya. Selebaran hasil ketikan itu berasal dari wakil direkturnya, Kang Youngwoong.
Surat itu tergolong singkat. Isinya merupakan ajakan untuk bertemu di pelabuhan pada jam dua dini hari.
"Sebenarnya si tua bangka itu mau apa sih?"
Sudah cukup lama dia kedinginan hanya demi menemui orang yang dia tidak suka. Gunwoo heran kenapa tidak bertemu di kantor saja? Mengapa harus di lingkungan sepi? Tengah malam pula? sudah jelas lebih efektif menghubungi lewat telepon atau bertatap muka di perusahaan.
Hana melihat lautan yang terbentang di sekitarnya, "Mungkin wakil direktur ingin memberitahukan sesuatu yang orang-orang kantor tidak boleh tahu"
Direktur muda itu tidak menjawab lagi selain menggerutu. Sepuluh menit kemudian, ada mobil range rover hitam. Mobil yang rata-rata digunakan oleh intel Domestic Agent Forces itu, melaju semakin dekat ke tempat Gunwoo berdiri.
Gunwoo lantas berjalan ke ujung dek kayu, dimana mobil itu berhenti. Setelah membuang rokok yang tadinya terselip di antara mulutnya, pintu penumpang depan terbuka dan memperlihatkan satu orang pengawal yang menginjakkan kakinya keluar.
Petugas itu kemudian membuka satu sisi pintu penumpang belakang. Sedangkan sisi pintu yang lain juga terbuka, terlihat satu pengawal lagi keluar dari kendaraan. Pria yang membuka pintu penumpang tadi lantas mempersilahkan sang Wakil Direktur Kang untuk melangkah keluar.
Satu pengemudi tetap ada di dalam mobil dengan tangan masih mencengkeram setir kemudi. Dua pengawal berdiri mengapit Kang Youngwoong, sementara satu pengawal yang membuka kan pintu untuknya sudah pergi ke bagian belakang range rover sport.
Dengan sekali anggukan kepala, pengawal itu akhirnya membuka pintu dan seperti memaksa sesuatu keluar dari sana. Tidak ada yang berbicara selama kejadian itu berlangsung. Tapi ekspresi Gunwoo dan Hana berubah menjadi tegang karena pengawal itu tengah menyeret seorang wanita keluar dari bagasi belakang mobil.
Tanpa basa-basi, wanita yang menggunakan masih memakai jas hitam dan sepatu kulit itu diseret, dipaksa berjalan untuk kemudian dilemparkan di atas tanah yang dingin.
Sebenarnya wanita itu hanyalah intel DAF biasa yang berasal dari divisi keamanan, terlihat dari tanda pengenal yang masih terpasang rapi di dada kanannya. Dia lantas berlutut dengan ekspresi cemas sekaligus takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETED
FanfictionGot7 x Day6 fanfiction Mystery, Crime, and Thriller AU Ketika berbohong akan tercipta kebohongan yang lain untuk menutupi dusta yang telah lalu. Kita semua hidup dalam kepalsuan. Semua yang nampak hanyalah ilusi dan delusi semata. Sebuah sekat denga...