Dalam buramnya cahaya di dalam ruangan itu, tidak menghalangi Vernon untuk bertemu pandang dengan seniornya. ketika mata mereka saling menatap, raut wajah main-main yang semula menghiasi wajah Yuta mendadak digantikan dengan ekspresi serius dan dingin.
Vernon langsung merasa jika Yuta pada saat ini tengah senang karena yang ditunggu-tunggu telah datang. Tidak membiarkan momen itu berlangsung lama, Yuta memberikan sepasang Kiba miliknya kepada salah satu bawahannya dan turun dari meja bar. Kemudian wujudnya berlalu, menjauh dari kerumunan dan masuk ke salah satu ruangan khusus yang biasanya digunakan untuk minum-minum bersama dengan gadis –gadis escort.
Lewat sekelebat mata itu saja, Vernon sudah tahu jika dia harus mengikutinya ke dalam sana. Dia lalu melangkah dengan hati-hati. Selain tidak mau melakukan kontak fisik dengan para pengunjung, penampilannya juga dihujani dengan tatapan orang-orang Bushi Hideaki Jepang. Vernon tidak menyangka jika Yuta akan membawa anak buah sebanyak ini.
'Sebenarnya apa yang mau dia bicarakan?'
Pikirnya dia harus tetap tenang meskipun keadaan memojokkannya. Setelah masuk ke ruangan itu. dia terpaksa membiasakan mata dengan cahaya yang ternyata lumayan terang daripada di luar. Ada sofa mengelilingi ruangan. Tembok merah dengan lapisan stiker velvet menambahkan kesan mewah, ditambah chandelier yang juga serasi. Di dalam ruangan itu, tiga orang Jepang yang menggunakan jas formal menundukkan kepala tanda hormat. Sedangkan Yuta tentu saja duduk di sofa paling tengah sembari minum-minum.
Tanpa disuruh, Vernon dengan sigap bersimpuh tepat di depan Yuta. Sebuah tradisi yang sudah wajar dilakukan. Vernon memang punya status yang dihormati di Bushi Hideaki yaitu sebagai pemimpin kelompok Hongkong.
Nakamoto Yuta punya status yang lebih tinggi lagi yaitu pemimpin dari perguruan kelompok bela diri kendo cabang Jepang di Desa Nagamachi. Dari seluruh tempat pelatihan kendo bushi Hideaki yang tersebar diseluruh dunia, Yuta biasa disebut sebagai pemimpin dari semua pemimpin cabang.
Ketika Vernon sudah diam ditempat dengan lutut ditekuk dan kedua tangan diletakkan diatas paha dengan sopan, Yuta menaruh gelasnya yang sudah kosong.
"Kembali ke Jepang. Ini perintah"
Kalimat itu sukses membuat Vernon mengangkat kepalanya dan menatap Yuta, menuntut penjelasan. Tatapan itu sukses dibalas dengan sorot mata tajam.
"Ada proyek besar yang perlu dibicarakan di Desa Nagamachi. Ini urusan yang sangat penting dan menyangkut hubungan diplomatis"
Vernon belum kehilangan rasa penasarannya, "Urusan seperti apa, senpai?"
"Sepertinya kita akan berurusan dengan Negara Korea lagi"
Kata-kata Yuta seketika membuat pemuda itu layaknya terjengkang dari kesadarannya. Topik ini sama sekali tidak masuk di akal. Awalnya Vernon hanya mengira mereka akan menyaksikan pergantian pemimpin cabang, pengangkatan sensei pelatihan, penyambutan murid baru kendo, atau sejenisnya. Tetapi masalah yang disebutkan Yuta? Bagaimana bisa Vernon menyetujuinya? Dia tidak punya alasan untuk mendukung gerakan ini.
Yuta mengambil Kiba dari atas meja dan melihat ukiran sarungnya yang dipoles menggunakan emas diatas kayu mahoni hitam, "Yang kukatakan memang belum jelas. Ada seseorang yang ingin bekerja sama dengan Bushi Hideaki dan akan memberikan balas budi yang tentunya menguntungkan kita"
"Mohon maaf, saya tidak bermaksud lancang", ujar Vernon hati-hati, "Tetapi bukankah mendiang Akira Kawamoto-sama pernah berkata bahwa organisasi kita telah sepakat untuk tidak bersimpuh pada kaki orang lain?"
"Vernon", jawab Yuta, "Aku beri kau tiga alasan. Yang pertama, ini adalah hubungan kerja sama bukan hubungan antara tuan dan budak. Yang kedua, organisasi kita membutuhkan sekutu demi menaikkan pamor kita. Yang ketiga, coba tanyakan pertanyaanmu pada dirimu sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETED
FanfictionGot7 x Day6 fanfiction Mystery, Crime, and Thriller AU Ketika berbohong akan tercipta kebohongan yang lain untuk menutupi dusta yang telah lalu. Kita semua hidup dalam kepalsuan. Semua yang nampak hanyalah ilusi dan delusi semata. Sebuah sekat denga...