The End

79 12 1
                                    

1 tahun kemudian

Sepatu-sepatu yang bersepuh semir hitam itu mengkilat menghasilkan suara berdecit yang nyaring ketika alasnya menyentuh lantai. Si pemilik sepatu berjalan dengan tergesa-gesa sembari membawa kotak kardus besar yang hampir menutupi pandangan matanya.

Pria itu memakai jas hitam dengan kemeja putih dan tidak lupa dasi berwarna hitam menjuntai dari lehernya. Setelan jas itu merupakan seragam resmi di tempat ini, meskipun beberapa orang bersikap bebas dengan memakai pakaian kasual. Dirinya sendiri memang memilih untuk memakai jas resmi karena dia baru saja dilantik, dan pakaian rapi merupakan salah satu syaratnya.

Name tag yang terpasang di dada sebelah kirinya tidak terlalu kentara karena tertutup dengan kardus besar yang dibawanya. Namun, orang-orang kini memanggilnya Ketua Park.

Park Sungjin, ketua tim tiga Divisi Pasukan Khusus dengan empat anggota baru pilihannya sendiri. Yaitu Kang Younghyun dari bagian Search & Rescue. Park Jaehyung yang masuk dengan mudah ke Divisi IT, menjadi staf Elite Cyber. Kim Wonpil bergabung dengan Kang Younghyun di bagian yang sama. Lalu Yoon Dowoon lolos seleksi untuk menempatkan diri bersama orang-orang hebat di departemen Weapon & Tactics.

Keempat orang itu mendapatkan hadiah dari direktur utama yang baru, Kang Youngwoong, untuk mengikuti program pelatihan di akademi untuk jalur seleksi khusus. Selama satu tahun mereka harus berlatih dengan calon personil BIN di sekolah intelijen karena Akademi DAF sendiri belum selesai dibangun ulang.

Setelah roboh dan berantakan seperti itu, tentu saja pemerintah pusing karena harus mengurus perancangannya.

"Kemana yang lain?"

Sungjin yang baru mendatangi Wonpil dan Dowoon di tengah-tengah taman atap itu langsung menanyakan keberadaan yang lain.

Wonpil mengangkat bahu tanda ketidaktahuannya, "Mungkin masih ditanya-tanya oleh senior mereka"

Sungjin sontak menahan tawanya. Dia mengambil minuman kaleng dingin yang ditawarkan oleh Wonpil, "Senior? Ah, aku paham. Kalian juga ditanya-tanyai?"

"Aku tidak hanya ditanyai, hyung. Mereka melirik, melotot, dan menyipitkan mata di depanku", jawab Wonpil dengan emosinya yang menggebu-gebu, "Memangnya aku ini barang langka atau apa. Younghyun-ie hyung sepertinya sedang kena marah sekarang"

"Kena marah? Kenapa? Sesuatu terjadi?"

"Kata salah satu senior, pandangan mata Younghyun hyung kepada orang lain itu tidak enak. Padahal sorot matanya kan memang tajam seperti itu. Lalu harus diapakan lagi? Sekarang dia kena ceramah panjang lebar"

Sungjin semakin ingin menahan tawanya. Dia merasa sangat bersalah kalau misalkan tertawa di atas penderitaan teman-temannya. Setelah menyesap minumannya, dia memutuskan untuk duduk di atas bangku, tepat di depan mereka berdua.

"Lalu kau, Dowoon, bagaimana hari pertamamu?"

Dowoon hanya menghembuskan nafas panjang. Pandangan matanya mengarah jauh ke ujung gedung pencakar langit. Dengan dilengkapi semilir angin yang mengayun-ayunkan rambutnya, dia terlihat seperti seseorang yang sedang meratapi nasib buruk.

"Lebih baik tidak usah dibahas"

Sungjin tidak dapat lagi menahan tawanya, jadi dia keluarkan saja tawa singkat itu sambil memukul-mukul lututnya. Tanpa disadari, Jae dan Younghyun telah berjalan menghampiri mereka. Sepertinya kedua orang baru ini sudah selesai mengurus masalah mereka. Tentu saja dilengkapi dengan raut wajah ketus.

"Bagaimana rasanya menjadi junior?", tanya Sungjin, "Menyenangkan?"

"Yya, diam saja deh", Jae adalah satu-satunya yang berani berbicara seperti itu terhadap ketua timnya. Sepertinya laki-laki itu sudah sangat muak, "Kemampuanku memang di atas rata-rata, tapi bukan berarti mereka bisa seenaknya saja melimpahkan semua pekerjaan padaku"

JEWEL IN THE MIST [Day6 x Got7] | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang