Waktu telah menyembuhkanku dari luka-luka di masa lalu. Aku sudah mampu berjalan, berlari, kemudian menari bersama semesta.
Aku mampu merentangkan kedua tanganku, lalu memejamkan mataku, seraya membayangkan bahwa aku adalah perempuan yang telah berhasil menertawakan luka.
Aku sudah mencabut kutukan pada diriku sendiri. Semenjak patah, aku belajar bagaimana caranya menyusun kembali menjadi utuh.
Aku telah memaafkan diriku sendiri. menyelesaikan perasaan yang sudah semestinya selesai. Lalu, memulai langkah yang sudah semestinya dimulai.
Aku paham betul bagaimana caranya bangun dari keterpurukan yang hampir membuatku menyerah dengan keadaan.
Karena melalui air mata, aku belajar bagaimana caranya tertawa.
—p.s
02 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang ilusi ✓
Poetry𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣 𝙞𝙡𝙡𝙪𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙖𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙢𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪. ❝Mari, 'kan kuajak dirimu menuju ruang ilusi. Bercerita dan berbagi suka duka bersama.❞ contains about part of (phosphenous) ruang ilusi ©2018, maruflaco